31. BARENGAN

211 51 8
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


°°°EX YOUNG MASTER°°°


Sebuah taksi berhenti di depan rumah besar Arkan. Sosok pemuda yang keluar dari taksi tersebut ternyata Vetrand dengan setelan putih cokelat. Tak pernah ketinggalan memakai masker dan juga topi untuk penyamarannya semenjak kasus ayahnya.

"Hai, Ran!"

Vetrand yang sedang membayar taksi menoleh ke belakang, Zea membuka pagar rumah dengan raut wajah senang. Hanya mengenakan atasan kaus putih dan jeans pendek, gadis yang memakai sendal jepit ungu itu menghampiri Vetrand.

"Naik taksi?"

"Iya. Saya nggak bisa bawa motor," sahut Vetrand. Taksi yang sudah terbayar segera meninggalkan tempat itu.

"Oh. Tapi bawa mobil bisa 'kan?" tanya Zea lagi.

Vetrand menggeleng sambil meringis. Malu, jelas sekali.

"Tumben banget ada cowok nggak bisa naik motor atau mobil."

"Kan saya biasa diantar jemput ke mana-mana."

"Oh diantar jemput Bang Diland, ya? Care juga ya Bang Diland."

Vetrand hanya mengangguk seadanya.

"Ya udah masuk dulu, yuk! Aku mau ganti baju dulu. Tau kamu mau ke sini, aku jadi nggak buru-buru siap-siap. Kok bisa nggak tau kafe Asmara?"

Vetrand terus mengikuti langkah Zea memasuki rumah Arkan. Bahkan pertanyaan Zea barusan tak ia jawab. Pikirannya bercabang, bingung harus menjalannkan misi seperti apa untuk rencana Galaxi.

"Ran, kamu tunggu di ruang tamu dulu, ya. Ntar aku bilangin sama bibi buatin kamu minum."

"Iya," sahut Vetrand seraya berbelok pelan ke arah ruang tamu. Sementara Zea berjalan ke arah lain.

Vetrand mendudukkan diri di sofa. Matanya menelisik sekitar, melihat-lihat apa saja yang mungkin menjadi petunjuk untuk misinya. Rumah itu terlihat sepi, ada kemungkinan Arkan masuk kuliah agak siangan. Tentang Ridoni, Vetrand berpikir tidak mungkin pria itu ada di rumah saat ini.

Tiba-tiba suara langkah kaki pelan terdengar mendekati Vetrand. Vetrand menoleh, menangkap sosok wanita paruh baya berdastar sedang membawa napan berisi minuman dan camilan.

"Den, diminum, ya. Ini ada camilannya juga. Nona Zea lagi ganti baju katanya," ucap wanita tersebut yang Vetrand rasa pembantu di rumah ini.

"Iya, Bi. Terima kasih."

"Sama-sama. Aden mau Bibi temenin atau mau Bibi ke dapur aja?" tanya wanita itu.

"Emm ... kalau bisa Bibi di sini dulu. Saya nggak enak sendirian di rumah orang," ucap Vetrand sungkan.

"Yaudah kalau gitu Bibi temenin ngobrol sekalian. Mumpung rumah lagi nggak ada siapa-siapa, Bibi bisa leluasa," ucap wanita itu lagi dengan raut ramahnya. Wanita itu duduk di sofa lain yang dekat dengan Vetrand.

Ex Young MasterWhere stories live. Discover now