18. DUGAAN

358 73 10
                                    

°°°EX YOUNG MASTER°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°EX YOUNG MASTER°°°


Vetrand duduk di kantin meja paling pojok kiri. Posisinya membelakangi para pengunjung kantin agar tak ada yang begitu mengenalinya. Diland datang dari arah luar, mendekati Vetrand dan duduk di sampingnya. Barulah Vetrand berani menurunkan maskernya kembali.

"Karena lo udah baik, gue pesenin minum. Mau apa?" tanya Diland tanpa ekspresi.

"Jus mangga banyakin susunya."

Diland menatap julid, lalu berjalan ke arah meja penjual. Tak lama Diland datang membawa satu gelas jus dan satu cangkir kopi dingin.

"Minuman doang," gumam Vetrand meraih sedotan dan menyeruputnya.

"Setelah ini lo langsung pulang. Jangan sampai ilang kayak waktu beli telur. Awas aja," ucap Diland dingin. "Tentang permintaan lo yang bakal gue turutin, lo bisa minta nanti di rumah."

"Oke," sahut Vetrand singkat.

Dari arah pintu kantin, dua cowok perawakan jangkung putih dan jangkung sawo mateng menelisik penjuru kantin. Dua mahasiswa berpakaian kece itu adalah teman akrab Diland. Namanya Arkan dan Nadi. Arkan lebih dulu menemukan Diland, bersamaan dengan itu Diland juga menatap ke arahnya. Diland mengangkat satu tangannya tanda menyapa.

"Tuh si Diland. Samperin."

"Oh iya."

Mereka berdua menghampiri Diland. Saling memberi tos sebelum sama-sama duduk di bangku yang kosong. Arkan menatap heran sosok asing di antara mereka. Siapa lagi kalau bukan Vetrand. Cowok itu melirik singkat Arkan sebelum menundukkan pandangannya.

"Siapa nih, Land? Baru liat gue. Temen baru lo?" tanya Arkan.

Nadi langsung menengok wajah Vetrand begitu Arkan menunjuknya. Sama, Nadi juga menatap heran.

"Anak angkat Ayah," sahut Diland gampang.

Vetrand sontak melotot dan menegakkan sedikit badannya, tetapi buru-buru bersandar kembali pada kursi ketika Diland menatapnya tak bersahabat.

"Wah, hebat juga bokap lo. Demen banget pungut anak. Si Bintang gimana kabarnya? Masih jadi bagian dari kalian?" tanya Arkan.

"Yoi. Udahlah, nanya mulu kek wartawan. Kali ini lo yang traktir," ujar Diland pada Arkan.

"Gampang. Borong semuanya kalo perlu," ucap Arkan angkuh.

"Lagak lu. Mentang-mentang mendadak tajir," cibir Nadi.

"Ya kan enak dikalian juga," sahut Arkan tersenyum miring.

"Lo yang pesen sana. Biar orang-orang pada tau," suruh Diland terlihat malas. Diland sudah hafal tabiat temannya yang satu ini. Sombong, sok keren, dan suka pamer.

"Bener banget. Oke gue pesen apa yang kalian kamu," sahut Arkan bangkit dari duduknya. Arkan beralih menatap Vetrand yang menyeruput jus tanpa henti. "lo yang pakek cadar. Mau makan apa? Gue bayarin."

Ex Young MasterWhere stories live. Discover now