19. PERINTAH NIKEN

370 66 17
                                    

°°°EX YOUNGMASTER°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°EX YOUNGMASTER°°°

Vetrand duduk di kursi yang berada di balkon kamar Galaxi. Galaxi sendiri juga duduk di sampingnya, melanjutkan obrolan yang sempat tertunda karena keberadaan Roman di ruang tengah.

"Info apa yang lo dapet?" tanya Galaxi pada intinya.

"Tadi kan saya nganterin hp Bang Diland ke kampusnya, terus diajak minum di kantin. Nggak lama ada dua temen Bang Diland yang gabung sama kita. Namanya kalau nggak salah Arkan sama Nadi. Nah, Arkan waktu itu pesan makanan, terus hpnya bunyi. Kata Nadi dari ayahnya Arkan. Yang bikin saya kaget itu nama ayahnya Arkan itu Ridoni. Y-ya nama Ridoni emang banyak, tapi bisa jadi 'kan? Kali aja itu Ridoni yang sama," tutur Vetrand menjelaskan.

Galaxi manggut-manggut paham. Apa yang dikatakan Vetrand membuatnya juga berpikir kalau Ridoni ayahnya Arkan adalah Ridoni yang telah menipu ayah mereka.

"Bisa jadi. Pokoknya kita nggak boleh melewatkan satupun petunjuk tentang Ridoni, walaupun masih tebak-tebakkan aja. Lo ngerti 'kan?"

"Ngerti, Bang Aci."

"Ran."

"Hehe."

"Gue minta lo deketin Diland mulai sekarang. Cari informasi tentang Arkan dan ayahnya. Coba lo dapetin foto ayah Arkan dan tunjukkin ke gue. Biar gue tau itu orangnya atau bukan."

Vetrand mengangguk tak yakin. Mendekati Diland? Yang benar saja. Bahkan ia masih merasa canggung hanya untuk memulai sedikit obrolan. Tampaknya juga Diland masih tak bisa menerimanya dengan baik.

"Oke, lo boleh keluar," ucap Galaxi tenang. Ia menyandarkan tubuhnya dan menutup mata dengan damai. Mendengarkan pergerakan Vetrand yang mulai menjauh dari sampingnya.

Vetrand baru saja keluar dari kamar Galaxi. Ia dikejutkan oleh keberadaan Niken tepat di hadapannya dengan tatapan nyalang. Vetrand mengantup mulutnya rapat-rapat, matanya mengedip berulang. Entah mengapa sekarang ia gugup berhadapan dengan wanita itu. Berbeda ketika ia pertama kali masuk ke dalam rumah ini.

"Ikut saya," ucap Niken menarik baju Vetrand bagian bahunya.

"E-eh mau ngapain?" kaget Vetrand tiba-tiba diseret oleh Niken.

Niken membawa Vetrand ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya. Vetrand melotot sempurna saking kagetnya. Degup jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Tante ngapain bawa saya ke sini? Kenapa dikunci pintunya? Saya nggak suka Tante, ya!"

"Diam kamu!" bentak Niken melotot, membuat Vetrand bungkam.

"Ngapain kamu tadi di kamar anak saya?" tanya Niken menatap tajam Vetrand yang berdiri di hadapannya.

"Ngobrol doang," sahut Vetrand pelan.

"Ngobrolin apa? Saya tau anak saya nggak gampang bergaul sama sembarang orang. Apalagi sama kamu yang baru di keluarga ini. Saya nggak mau ya kamu terlibat apapun dalam hidup anak saya!"

Ex Young MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang