23. KANGEN

344 66 21
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


°°°EX YOUNG MASTER°°°

Niken melangkahkan kaki jenjangnya memasuki sebuah lift menuju lantai 12 sebuah gedung perusahaan. Niken melangkahkan kakinya kembali keluar dari lift dan menuju ruangan besar tempat CEO perusahaan itu berada. Niken menekan bel, lalu tersenyum ke arah CCTV. Tak lama, pintu berbunyi menandakan sudah tidak terkunci. Dengan langkah anggun Niken memasuki ruangan tersebut.

Niken tersenyum pada seorang pria dengan setelan jas hitam duduk di kursi kebesarannya. Pria itu tersenyum dan menyuruh Niken mendekatinya.

"Kamu beneran datang rupanya. Aku kira tak jadi," ucap pria itu.

"Datang dong, kan kamu yang minta," sahut Niken berjalan ke belakang pria itu dan memegangi kedua pundaknya.

"Coba lihat, apa yang aku temukan, sayang," ucap pria tersebut memperlihatkan sebuah rekaman CCTV di rumahnya.

Niken awalnya tak mengenali sosok di dalam rekaman itu, tapi setelah melihat lebih jelas, ia mengenalinya.

"I-itu bukannya Vetrand?"

"Iya kamu benar. Hahaha. Aku menemukan tikus kecil yang mencoba membantu ayahnya."

Ya, pria itu adalah Ridoni. Orang yang dicari oleh ayahnya Vetrand hingga menuju luar negeri. Ternyata di rumah besar Arkan terdapat CCTV yang dapat dipantau langsung oleh Ridoni di komputer atau ponselnya. Terlihat jelas Vetrand yang diam-diam memotret figura di ruangan depan.

"Aku sudah menduganya. Galaxi pasti bekerja sama dengan anak itu untuk menyelidiki kasus ayahnya. Masalahnya ini Galaxi, aku nggak mau dia terlibat dalam hal buruk apapun," ujar Niken resah. Ia berpindah mengitari meja kerja Ridoni dan duduk di kursi.

"Kamu tenang aja, Niken. Anakmu memang keras dan susah diatur, tapi sungguh dia bukan tandingan aku. Maksudnya, dia nggak bakal bisa usik apapun yang aku miliki sekarang," ucap Ridoni tersenyum, detik berikutnya pria itu tertawa puas.

***

Suasana malam ini terasa lebih dingin dan langit tampak sedikit kemerahan. Pertanda hujan lebat sebentar lagi akan datang. Namun, tak membuat pemuda yang menyendiri di balkon kamar merasa tak nyaman. Pemuda itu adalah Vetrand. Sangat betah dengan posisi berdiri dengan wajah dibenamkan sepenuhnya pada lipatan tangan.

Sementara itu, Bintang keluar dari kamarnya. Ia membawa mie cup dua porsi yang masih panas di atas napan. Bintang mengetuk pintu kamar Vetrand dua kali, tetapi tak ada sahutan. Bintang memutuskan membuka kamar itu tanpa izin.

"Ran?"

Bintang masuk dengan tatapan menelisik bingung. Ia tak menemukan Vetrand di dalam kamar, tapi sesaat matanya menangkap pintu balkon yang terbuka. Bintang menghela napas, melanjutkan langkahnya menuju tempat itu.

Ex Young MasterWhere stories live. Discover now