27. RENCANA DIMULAI

310 58 28
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


°°°EX YOUNG MASTER°°°

Vetrand memberanikan diri mengetuk pintu kamad Diland. Tiga kali ketukan, barulah pintu kamar berwarna cokelat itu terbuka. Menampilkan sosok Diland mengenakan piayama tidur dan kacamata bertengger di pangkal hidungnya.

"Ada apa?"

"Bang Diland mau kopi susu 'nggak?" tanya Vetrand menyodorkan segelas kopi susu ke hadapan Diland.

"Tumben. Kenapa lo?" tanya Diland merasa heran.

"Enggak, tadi saya mau buat susu cokelat, tapi salah ambil." Vetrand menunjukkan cengiran canggungnya.

"Oh. Ya udah thanks." Diland menerima secangkir kopi itu dan bersiap menutup kembali pintu kamarnya, tetapi Vetrand menahannya.

"Tunggu dulu, Bang," sergah Vetrand.

"Apa?"

"Saya boleh numpang bentar nggak, Bang? Di luar hujan deras banget, terus banyak petirnya. Kayaknya bentar mati lampu. Jadi saya—"

"Ya udah masuk," ucap Diland membuka sedikit lebar pintunya.

"Makasih, Bang."

Diland kembali ke meja belajarnya. Cowok itu tampak mengerjakan tugas kuliah di laptop miliknya. Dengan langkah pelan Vetrand mendekati sofa dan duduk menyamping di sana.

Di luar memang sedang hujan deras, disertai petir yang sesekali menyambar. Hingga tak lama setelah itu listrik benar-benar padam, membuat Diland hampir mengumpat.

"Ck, mati lampu beneran," decak Diland membuka laci dan mengambil lilin dan pematik.

"Bang, emang nggak ada lampu cadangan gitu? Yang dicharger ituloh."

"Ada. Cuma gue malas buat ngisi dayanya," sahut Diland berjalan ke arah Vetrand dan menyerahkan dua benda yang ia ambil tadi. "Nyalain," titahnya pada Vetrand.

Vetrand menyalakan lilin dan menaruhnya di atas meja, tepat di hadapannya. Sementara itu, Diland tampaknya menyudahi apa yang ia kerjakan dan membereskan meja belajar.

"Kalau lampu udah nyala, matiin tuh lilin. Balik ke kamar lo," ucap Diland seraya naik ke atas kasur.

"Bang, kapan kita nongkrong lagi?"

Diland yang baru saja melepas kacamatanya, melongo menatap Vetrand.

"Saya seneng aja ada teman nongkrong. Bang Syal juga asik orang," ucap Vetrand menambahkan.

"Kenapa harus teman gue? Si Bintang sama Afin kan seumuran sama lo. Kenapa main sama yang lebih tua si."

"Teman-teman Ifin begajulan, saya nggak biasa. Mereka suka ngerokok dan minum alkohol juga," sahut Vetrand.

"Lalu Bintang?"

"Bintang ... pokoknya saya suka circel Bang Diland. Jadi kapan kita nongkrong lagi?"

Ex Young MasterWhere stories live. Discover now