12. SENYUMAN VETRAND

407 79 27
                                    

°°°EX YOUNG MASTER°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°EX YOUNG MASTER°°°


Vetrand mondar-mandir di kamarnya sejak 10 menit yang lalu hanya untuk mempertimbangkan sesuatu yang terbilang sepele. Turun ke bawah untuk sarapan bersama atau tidak. Hanya itu yang membuat paginya dilanda keresahan dan hati yang dilema berat.

"Gimana kalau saya diusir?"

"Ck, pasti mereka sinis liat saya."

"Apalagi si Ifin sama abangnya. Pasti dia ngejek saya nanti."

Vetrand menggeleng keras. Ia kembali mengingat janjinya dengan Bintang. Ia akan mencoba bersikap baik pada penghuni rumah ini. Vetrand sudah memutuskan untuk mencobanya.

"Setidaknya ada Tante Mutia yang pasti bela saya," ujarnya lagi sebelum akhirnya membuka pintu kamar.

Vetrand menuruni anak tangga dengan perlahan. Langkah kakinya berlanjut menuju meja makan. Atensinya langsung ditangkap Mutia yang sedang menata makanan.

"Vetrand, kamu mau sarapan bareng kita? Sini, Sayang. Kita makan sama-sama," ucap Mutia tersenyum.

Sontak beberapa pasang mata tertuju pada cowok itu. Vetrand berusaha menguatkan langkahnya dan mempertahankan ekspresi santainya.

"Duduk di sebelah Bintang. Kemarin Bintang ambil kursi tambahan di gudang," ucap Mutia menambahkan.

Vetrand duduk di sana, melirik sekilas saudara-saudara tirinya yang melempar tatap sulit diartikan.

"Ya setidaknya dia tau diri sekarang. Nggak nuntut minta anterin makanan ke kamar," sindir Roman.

"Harus gitulah kalau mau hidup tenang. Kita di sini mandiri. Nggak ada majikan dan pembantu. Jadi nggak boleh ada yang main suruh-suruh sembarangan," sahut Ayano melanjutkan.

Vetrand menutup mulut manisnya rapat-rapat. Takut jikalau mulutnya keceplosan dan membuat masalah lagi pagi-pagi begini. Setidaknya untuk hari ini ia harus mengawalinya dengan baik.

"Kamu mau makan apa, Ran? Mau nasi goreng atau sarapan roti aja?" tanya Mutia bangkit dari duduknya siap ingin mengambilkan apa yang Vetrand mau.

"Ma, dia punya tangan," komentar Ayano.

"Jangan dibiasain, Mut," timpal Niken.

Vetrand menghela napas kasar. Ia tersenyum pada Mutia dan berdiri dari duduknya.

"Biar aku yang ambil sendiri, Tante. Ini kan rumah aku juga sekarang. Ayah juga kirimin aku uang 'kan. Aku bakal urus diri aku," ucap Vetrand. Sontak membuat mereka semua melemparkan tatapan heran.

"Ya sudah. Ambil aja apa yang kamu mau," sahut Mutia tersenyum lembut.

Vetrand menyeringai. Tangannya meraih satu lembar roti, lalu mengolesinya dengan selai strawberry. Satu roti lagi ia tumpuk di atasnya dan dilapisi dengan selai cokelat. Satu roti lagi ia tumpuk di atasnya, lalu dibaluri selesai kacang. Kemudian satu lembar roti lagi ia bubuhi messes di atasnya. Terakhir satu lembar roti lagi untuk puncaknya. Afino, Ayano, Roman, dan Diland melongo. Menatap dengan tajam seolah akan mengeluarkan komentar pedas setelahnya.

Ex Young MasterWhere stories live. Discover now