8. Penipu Yang Ditipu?

146 29 13
                                    

Dari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan, baik Aera maupun kandungannya kini tengah dalam keadaan yang sangat baik.

Nyonya Anna adalah orang yang paling berbahagia ketika mendengar kabar tersebut.

Sementara Aera sendiri, dia baru bisa seratus persen percaya, bahwa apa yang kini dia alami adalah sebuah kenyataan.

Meskipun sejak beberapa hari lalu dia sudah tahu sedang berbadan dua, tapi datang ke dokter seperti ini membuatnya kian yakin bahwa dia memang benar-benar akan menjadi seorang ibu.

Seorang ibu.

Aera terus mengulang kata-kata itu dalam pikirannya.

Dia tak menyangka hal ini akan terjadi lebih cepat dari dugaannya.

Padahal, dia sudah memiliki impiannya sendiri dalam menata jalan hidupnya. Aera ingin sekali mempunyai anak setelah menikah, dan hidup bersama pria baik yang kelak menjadi pilihannya.

Salah satu harapan terbesarnya ketika dia sudah sukses membawa derajat keluarganya pada titik semula.

Tapi lihatlah apa jadinya? Semua keinginan itu pupus akibat kesalahannya sendiri.

Ya, Aera tak ingin sepenuhnya menyalahkan Jimmy. Sebab, kecerobohannya juga menjadi salah satu faktor utama masalah ini bisa terjadi.

"Kau tunggu di sini dulu, sampai dokter selesai." Usapan halus nyonya Anna di bahunya membuyarkan lamunan Aera. "Ibu akan keluar untuk mengurus administrasi dulu sebentar."

Aera hanya memberikan anggukkan lirih saja sebagai jawaban.

Dia pun mengalihkan pandangannya pada seorang dokter yang kini tengah sibuk memasukkan beberapa vitamin dan suplemen ke dalam sebuah tas plastik.

"Kenapa kau memberiku itu?" Fokus Aera tertuju pada satu lembar obat yang terlihat familiar baginya.

"Asam folat, maksudmu?" Dokter yang baru saja memasukkan obat yang Aera maksud itu lantas kembali mengeluarkannya. "Vitamin ini sangat baik untuk menjaga kesehatan kandungan," jelas sang dokter.

Aera melongo.

Vitamin?

Jadi, itu bukan obat pencegah kehamilan?

Wah, Aera sepertinya sudah menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh apoteker, yang tempo hari dia datangi.

Walaupun kemasan obat yang dia beli sudah tidak ada, Aera jelas masih ingat nama obat yang dia beli kala itu.

Asam folat.

Apoteker memberinya itu.

Aera menahan napasnya saat ini.

Ternyata begini rasanya ditipu.

Pantas saja dia bisa hamil. Ternyata, obat yang kala itu dia konsumsi adalah sebuah vitamin yang malah membuat kandungannya semakin kuat saja.

Haruskah Aera mendatangi apoteker itu lagi untuk membuat tuntutan? Gara-gara dia Aera jadi harus terlibat masalah serumit ini.

Walau untuk sekarang, sebenarnya percuma juga. Toh, ingin marah atau memilih menerima dia tak akan mengubah hasil yang ada.


•••

Duduk di sebuah restoran yang menjadi favorit mereka sejak lama, setidaknya sebelum Jimmy dan ibunya memilih tinggal di luar negeri selama beberapa tahun.

Satu ruangan makan private lengkap dengan balkon terbuka menjadi pilihan Jeon dan Jimmy saat ini.

Kepulan asap sesekali mengudara, ketika keduanya tengah santai menikmati satu batang rokok masing-masing, setelah selesai menyantap jamuan mereka tadi.

Not, My TypeWhere stories live. Discover now