14. Check Up

208 35 25
                                    

Sudah satu Minggu semenjak 'Tragedi Mangga' itu, hampir setiap harinya Aera memperhatikan satu pohon yang memang tertanam di halaman samping rumah Jimmy.

Aera merasa dia harus menebus kesalahannya.

Tujuannya saat ini adalah mengganti buah mangga milik Jimmy yang tempo hari dia habiskan.

Kendati dia pun sadar, bahwa Jimmy masih sangat menyebalkan dan selalu berlaku berlebihan.

Tapi bagi Aera, meminta maaf tetaplah perlu.

Jadi, ketika dia melihat ada satu buah mangga yang terlihat sudah mulai matang, dia pun berusaha untuk memetiknya.

Agak susah, karena pohon mangga di rumah Jimmy memiliki dahan yang tinggi. Ingin mengambil pun harus menggunakan sebuah tongkat besi yang memang diperuntukkan untuk memetik mangga-mangga tersebut.

"Aera, hati-hati!" Nyonya Anna yang melihat Aera tengah mencoba berjinjit untuk meraih mangga yang dia inginkan langsung berlari menghampiri.

"Kenapa kau tidak meminta bantuan, jika ingin mangga itu?" lanjutnya, yang lantas mengambil alih tongkat di tangan Aera.

"Ini untuk Jimmy, Bu," jawab Aera. "Aku ingin mengganti buah yang aku makan malam itu."

Nyonya Anna terdiam sejenak ketika mendengar jawaban Aera. Ada ulasan senyum tipis yang dia tampilkan setelahnya. Baik sekali, sebegitu inginnya wanita ini untuk menebus kesalahannya. "Ya sudah, biar ibu bantu ambilkan, ya?"

"Tapi aku ingin mengambilnya sendiri. Aku yang memakan, aku juga yang harus bertanggung jawab di sini."

"Jangan keras kepala. Kau bisa membahayakan dirimu jika tetap bersikukuh begini." Nyonya Anna menasihati dengan nada suara yang seperti biasanya. Sangat lembut dan hati-hati. "Nanti kan bisa kau yang memotong buah mangganya?"

Aera mengangguk. Dia tak bisa melawan apalagi membantah perintah nyonya Anna. Sebab dia tahu, yang disarankan padanya memang sebuah kebaikan. "Setelah ini, ibu juga bisa kan membantuku membuat bumbu yang malam itu Jimmy jatuhkan?"

"Tentu, ibu pasti akan membantumu."

"Terima kasih."

•••

Maaf.

Jimmy baru pulang dari kantornya ketika waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Dan ketika dia hendak masuk ke dalam kamar, Jimmy mendapati sebuah piring yang ditutup di atas sebuah meja kecil.

Di sana pun terdapat secarik kertas dengan tulisan kata 'maaf.'

Jimmy membuka penutup piring tersebut, mendapati beberapa potong buah mangga lengkap dengan bumbu rujak di sampingnya.

Jumlah mangganya memang tak sebanyak yang kala itu dia petik.

Jimmy tahu siapa yang melakukan ini. Sudah pasti Aera, tidak mungkin juga ibunya. Dari tulisan saja, Jimmy masih ingat bahwa itu adalah tulisan tangan dari wanita tersebut.

Apa yang Aera lakukan, tak dipungkiri membuat Jimmy malah kebingungan. Pemuda itu mendadak stagnan di tempat. Tak memberikan reaksi apapun, kecuali terus menatap pada buah mangga yang ada di hadapannya.

"Makanlah, Aera sudah berusaha keras untuk memetiknya tadi."

Jimmy mendongakkan kepala, ketika ibundanya berkata demikian dari atas lantai dua rumahnya.

Not, My TypeWhere stories live. Discover now