Haiiii 🙂 ini bab terakhir dan panjanggg...
Pada akhirnya, yang terbaik dari melepaskan adalah merelakan. Lalu jika pada akhirnya kesedihanlah yang menyapa, maka pilihan terbaik adalah menyembuhkan. Dan inilah keputusan Biyu, pergi untuk menyembuhkan hati.
Biyu tidak pernah tahu, jika merelakan rasanya harus sesakit ini. Biyu juga tidak pernah menyangka, jika pada akhirnya kisah cintanya dengan Nara harus berujung perpisahan. Semua harapnya telah pupus, mimpi-mimpi yang sudah dia rangkai tidak akan pernah lagi terwujud.
Dan karenanya, semua hal yang berhubungan dengan Nara, hanya tinggal cerita. Malam ini, adalah malam terakhir Biyu berada di Indonesia. Besok pagi, ia harus segera pergi ke Paris.
Entah untuk yang ke berapa kali Biyu menghela napas. Ada hal berat yang membelenggu hatinya. Esok, dia tak di sini lagi, tetapi barang sedetik pun, dia belum melihat wajah Nara untuk yang terakhir kalinya, sejak ia bertemu di rumah sakit beberapa hari yang lalu. Namun, memang ini inginnya Biyu, dia tak ingin Nara tahu bahwa dia akan pergi esok hari.
Biyu mulai mengemasi satu persatu barang yang ia bawa untuk pergi. Karena ia akan berangkat ke bandara Surabaya subuh hari. Cowok itu mulai memasukkan baju, buku, dan beberapa barang. Namun, sepersekian detik kemudian, pergerakannya terhenti kala netranya menatap sepatu putih yang berada di atas meja belajarnya. Sepatu putih dengan gambar smeraldo yang masih setengah jadi.
YOU ARE READING
Smeraldo [End]
ספרות נוערKetika bertemu bagai musuh, namun rindu saat menjauh. Kala semesta membuat mereka saling merengkuh, ternyata kenyataan membuat mereka menjauh. Mereka ditakdirkan untuk membenci. Perasaan mereka ditakdirkan layaknya bunga Smeraldo. Ada, namun hanya f...