Chapter 8. Di Bawah Guyuran Hujan

65 13 0
                                    

Mungkin Biyu menyesali keputusannya untuk memilih SMA Victoria sebagai sekolah barunya. Karena nyatanya hal yang tak dia sangka, dia bertemu dengan cewek menyebalkan yang tak sengaja dia tabrak dia Alun-alun waktu itu. Lebih menyebalkan lagi, ternyata dia satu kelas dengannya.

Untuk dapat masuk ke SMA Victoria, Biyu juga harus memakai jurus menawar pada kepala sekolah. Awalnya kepala sekolah menolaknya karena dia murid drop out dari sekolah lamanya. Namun, yang namanya Biyu punya banyak cara, sifatnya yang kelewat malas memaksa otak jeniusnya untuk meminta kepala sekolah memberikan mata pelajaran kelas 12, yang jelas saja Biyu bisa mengerjakannya. Dan dengan itu, kepala sekolah tergoda untuk menerimanya.

Awalnya Biyu bahagia bisa masuk di sekolah itu, namun ternyata dia bertemu dengan Nara, cewek yang belakangan mengusik ketenangan hidupnya. Sesungguhnya Biyu menyadari bahwa sedikit banyak memang dia bersalah karena melibatkan Nara dengan masalah Arka. Sesungguhnya Biyu berjanji akan meminta maaf pada cewek itu, sayangnya karena kelakuan Nara pagi tadi membuatnya enggan untuk meminta maaf. Rasanya meminta maaf dulu akan menjatuhkan harga dirinya.

Dan dia puas menjambak rambut panjang Nara saat di lorong sekolah tadi. Hobi Biyu memang membolos, namun entah mengapa hari ini, Biyu benar-benar menikmati hari pertamanya, meski banyak bertengkar dengan Nara. Sepertinya setelah ini dia akan mempunyai mangsa baru untuk di bully, yaitu Nara.

Biyu segera meraih helmnya. Tidak, Biyu tak ingin pulang dulu. Bukan Biyu namanya kalau tak keluyuran. Iya, Biyu belum paham betul jalanan Blitar, dia ingin keliling kota Blitar setelah pulang sekolah ini, meski hanya sendirian. Siapa tahu, disini Biyu menemukan teman se-spesies dengannya.

Namun saat dirinya keluar gerbang, dia melihat Nara yang berdiri sendirian sembari melihat ponselnya. Ah, mengingat ponsel Nara, Biyu ingat dengan chat masuk yang tak sengaja dia baca. Awalnya dia kaget saat mengetahui ponselnya tertukar dengan ponsel Nara dan malam itu Biyu tak sengaja membaca sebagian chat masuk dari kontak bernama Keyra, yang mengatakan bahwa dia jadian dengan Leon. Sesungguhnya, Biyu ingin membaca lengkapnya, sayangnya ponsel Nara terkunci. Sejenak, Biyu ingat bahwa malam itu Nara sangat antusias untuk bertemu seseorang bernama Leon.

Biyu punya ide untuk menjahili Nara lagi, namun saat hendak turun dari motornya, nampak Keyra yang di bonceng dengan Leon berhenti di depan Nara dan terlihat bermesraan disana.

"Itu yang namanya Leon bukan, sih? Kasihan cewek psikopat, cintanya bertepuk sebelah tangan," gumamnya sembari terkekeh.

Dia memperhatikan dengan seksama, adegan pamer pacar di depannya itu. Sejenak, Biyu merasa puas melihat Nara yang sepertinya menahan tangis karena cemburu melihat Leon yang lebih memilih Keyra.

"Sukurin lo! Itu karma karena lo main pukul aset masa depan gue! Sekarang crush lo lebih memilih cewek lain, sukurin lo!" cibir Biyu sembari tersenyum miring.

Namun sedetik kemudian, Biyu merubah ekspresinya menjadi datar dan tersenyum miris saat melihat Nara berlari setelah mengucapkan kekecewaannya pada Leon. Dapat Biyu lihat, Nara menghapus air matanya kasar sembari berlari. Ah, Biyu jadi menyadari mungkin rasanya cinta bertepuk sebelah tangan semenyakitkan itu.

"Tapi, kasihan lihat cewek psikopat kecewa kayak gitu. Dia kelihatan sakit hati banget," gumam Biyu sembari tetap menangkring di atas motornya. "Ah, salah  dia sendiri kenapa terlalu berharap lebih. Ah, sebodoh amat lah, bukan urusan gue!"

Biyu tak mempedulikan apa yang terjadi di depannya. Biyu adalah tipe orang yang tak pernah terlalu memikirkan sesuatu. Biyu adalah orang paling santai di bumi ini.

Biyu memilih untuk beranjak pergi. Biasanya dia akan menghabiskan bensinnya untuk melakukan balapan motor. Karena dia sekarang di Blitar sendirian dan tak punya teman se-spesies, mungkin Biyu bingung bagaimana caranya menghabiskan bensin. Dan beginilah jadinya, dia hanya memutari area Alun-alun dengan motornya, terhitung sudah sepuluh kali putaran dan dia tak berhenti.

Smeraldo [End]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz