Chapter 28. Keraguan NaraBiyu

69 13 14
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Bagi Indra, mungkin menurutnya kasih sayangnya sudah setara antara yang di berikan pada Nara dan Rayan. Dari sudut pandang Indra, Rayan adalah anaknya yang tak pernah mengecap apa itu rengkuhan dari orang tua sejak kecil. Dari penglihatannya, mungkin Nara sudah terlalu banyak mendapatkannya di banding Rayan. Tanpa Indra tahu, Nara juga perlu waktu untuk membagi semuanya dengan Rayan. Tanpa Indra tahu, Nara mungkin saja sangat terluka saat perhatian yang tertuju padanya harus di bagi secara tiba-tiba.

Lalu bagaimana dengan Rayan? Tentu saja itu juga tak mudah bagi Rayan. Dia sudah terlanjur terbiasa hidup tanpa orang tua. Namun ketika iming-iming tentang kasih sayang orang tua dan saudara membuatnya berada di tengah-tengah kehidupan Nara dan Indra, siapa sangka semuanya justru membuatnya serba salah. Ada Kakak yang menginginkannya pergi, tapi ada Papi yang menginginkannya bertahan.

Setidaknya, itulah hasil dari Indra merenung semalam suntuk tanpa tertidur. Dia menyadari betul, bahwa memukul Nara adalah hal yang anti dia lakukan sejauh ini, tapi dia melakukannya untuk pertama kali, tentu saja Indra merasa bersalah sekarang. Dia ingin anak-anaknya akur, tapi dia lupa dengan pemikirannya yang sepihak, tanpa menanyai Rayan dan Nara terlebih dulu. Dan itu membuat Rayan dan Nara kembali menjauh. Untuk itu Indra merutuki kebodohannya.

Pagi ini dia bertekad untuk meminta maaf pada Nara. Dia tak ingin kesalahpahaman berlanjut dengan Rayan yang mendiaminya sementara Nara terus menuduh Rayan mengadu padanya. Dengan setelan jas kantornya, pria itu berjalan menaiki tangga untuk menuju kamar Nara. Mungkin saja anak gadisnya itu sedang bersiap untuk pergi sekolah.

Smeraldo [End]Where stories live. Discover now