Hai, Mas Biyu mau nyanyi spesial buat ultahnya author. 🤪 Eh salah, buat Mbak Nara maksudnya.
Happy reading.
Malam telah berganti pagi. Sejuknya pegunungan di daerah kota Batu begitu terasa. Suara cicitan burung begitu terdengar sangat kentara. Matahari mulai meninggi, waktu telah menunjukkan pukul 8 pagi. Tenda yang semalam didirikan, kini mulai di kemasi.Dengan sesekali bercanda, Nara membantu Biyu untuk mengemasi tenda. Terkadang Biyu yang iseng, menjahili Nara dengan menggelitik tengkuk nya. Membuat gadis itu terkadang cemberut. Namun, Biyu justru sangat gemas melihat bagaimana bibir merah itu mengerucut.
Setelah usai, terlihat Nara kini berdiri di ujung tebing. Sementara Biyu, mengembalikan perlengkapannya pada motor miliknya yang ada di parkiran.
Dengan kamera yang mengalung di lehernya, netra Nara menyipit menatap pemandangan sekitar. Terlihat orang-orang yang menaiki paralayang begitu terlihat seperti semut dari Nara berdiri. Namun bukan itu yang menjadi fokus Nara. Mungkin netra Nara disana, namun pikirannya melayang mengingat bagaimana kejadian malam tadi saat Biyu memberikan kalung berliontin Smeraldo.
Hatinya bahagia mengingat bagaimana Biyu memberikan itu untuknya. Membuatnya tak lepas memegangi kalung itu sembari menyunggingkan senyum.
"Suka banget ya sama kalungnya? Di pegangin terus."
Nara tersentak saat tiba-tiba suara Biyu terdengar. Rupanya cowok itu sedari tadi ada di sampingnya. Hanya saja dia yang tak menyadarinya. "Ya iyalah, kan pacar aku yang ngasih."
Biyu tersenyum lalu memasukkan tangannya ke dalam saku. Setelahnya dia mendongak, menatap awan yang berarak tertiup angin. Sementara Nara melirik cowok itu yang terlihat tak lagi memakai Beanie. Rambut setengah gondrongnya tertiup angin, membuat Biyu berkali kali terlihat lebih tampan sekarang. Dengan isengnya Nara hendak mengangkat kameranya untuk memotret cowok itu.
Namun Biyu bergumam, "apa wajahku setampan itu sampai kamu memfoto aku terus?"
Nara melongo lalu menurunkan kameranya. "Sialnya sih iya. Mana cinta lagi."
YOU ARE READING
Smeraldo [End]
Teenage FiktionKetika bertemu bagai musuh, namun rindu saat menjauh. Kala semesta membuat mereka saling merengkuh, ternyata kenyataan membuat mereka menjauh. Mereka ditakdirkan untuk membenci. Perasaan mereka ditakdirkan layaknya bunga Smeraldo. Ada, namun hanya f...