Chapter 42. Tentang Mimpi Besar Biyu

56 9 0
                                    

Kalau chapter ini, ada ketidaknyambungan sama chapter jauh sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalau chapter ini, ada ketidaknyambungan sama chapter jauh sebelumnya. Tentang masa lalu Biyu. Tolong koreksi ya. 😁 Dan aku minta maaf untuk itu.  Happy reading. 🧡

Sore menyapa, daun-daun kering berguguran karena di terpa angin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sore menyapa, daun-daun kering berguguran karena di terpa angin. Biyu menggerutu kesal saat tiba-tiba Juan mengadakan latihan mendadak. Dia tahu, pertandingan basket akan di mulai beberapa hari lagi. Tapi bukankah seharusnya tidak mendadak. Karena jauh-jauh hari Juan hanya bersantai saja.

Namun, meski begitu, sebagai kapten basket, dia harus datang meski berat rasanya meninggalkan kasur nya yang super empuk. Apalagi belakangan ini dia jarang tidur karena menunggu Karin di rumah sakit. Namun dia menyadari betul, datang ke latihan adalah tanggung jawabnya.

Maka saat ini, setelah memarkirkan motor kesayangannya, dia berjalan menuju lokernya untuk mengambil seragam basket yang memang dia taruh disana. Namun, begitu Biyu sampai pada loker, dia melihat Juan yang kini juga berada di sana sembari memantulkan bola basket. Sontak dia berhenti dan memandang pelatihnya itu.

Juan menatapnya dengan senyuman miring lalu berujar, "wow, sangat mencerminkan kapten basket yang sebenarnya. Datang paling pertama dan tidak terlambat."

Biyu hanya menatap datar lalu berjalan ke loker untuk mengambil seragamnya. Cowok itu melepas jaket kulitnya terlebih dulu. "Iyalah, nggak kayak pelatihnya, di tolak cewek aja nggak latihan berhari-hari. Giliran pertandingan tinggal beberapa hari, malah mendadak latihan."

Juan sontak menghentikan aktifitasnya memantulkan bola dan menolehkan wajahnya menatap Biyu yang kini Shirtless karena baru saja melepas kaos yang di pakainya. "Nyindir saya?"

"Nyindir tembok," jawab Biyu sembari menutup lokernya dan berjalan menuju kamar mandi untuk berganti celana. Mengabaikan Juan yang kini hanya menatap pergerakannya.

Juan hanya berdecih dan melihat punggung Biyu yang kini sudah berada di dalam kamar mandi. Jelas Juan tersindir, memang sejatinya beberapa hari ini dia hanya berdiam diri di rumah, meratapi nasibnya yang di tolak oleh Nara. Lalu kabar bahwa Nara jadian dengan Biyu yang dia dengar dari Rayan membuat hatinya semakin sakit.

Smeraldo [End]Where stories live. Discover now