EXTRA PART

3.2K 329 75
                                    

Vote+komen yang banyakkkk jan lupa!

Tandai typo hihi...

Selamat baca dan semoga sukaaaa

EXTRA PART!

Semribit angin malam yang tajam menusuk tulang, tak membuat sosok laki-laki muda berkaos putih bersih itu mengurungkan niatnya. Hawa dingin ini seolah-olah bukanlah rintangan untuk menghadapi tujuannya. Ayyan dengan motor sportnya itu tak memedulikan seberapa biru warna bibirnya akibat udara dingin malam hari ini.

Ia menatap gerbang besi bercat hitam pekat yang menjulang tinggi di hadapannya ini. Tak perlu izin lama, para penjaga dua penjaga di gerbang itu langsung membukakan dan mempersilahkan Ayyan untuk masuk dengan ramah tamah.

"Nona Lana nya lagi galau terus dari kemaren Mas, pegangnya buku terus, nggak mau makan, tolong dihibur ya Mas," ucap Pak Maman salah satu penjaga gerbang itu.

Ayyan hanya membalasnya dengan secuik senyuman tipisnya.

Setelah memarkirkan motornya di garasi rumah besar Alana, Ayyan segera menghadap pintu utama rumah ini. "Assalamu'alaikum Bundaa!" lantang Ayyan dengan intonasi tinggi.

Baginya rumah ini sudah seperti rumah kedua, Dissa-Bundanya Alana pernah mengatakan kalau Ayyan kesepian di rumah lebih baik datang kemari untuk main, bahkan tak segan-segan Dissa menawarinya untuk menginap saja di rumah ini. Ayyan yang mendapat perhatian penuh sayang itu pun terharu, dan menjadikannya sering bermain kemari hingga pagi. Dissa sangat tahu kalau dirinya sangat membutuhkan serang teman.

Ayyan bahkan diperlakukan istimewa layaknya anak sendiri oleh Dissa, disediakan kamar dan fasilitas komplit sebagai tamu. Ayyan juga mengisi hari-harinya hanya untuk menemani Alana menulis beberapa novel karya cewek itu hingga larut malam. Paginya mereka akan berangkat bersama hingga Campus. tenang saja, Dissa sudah mendapat izin dari Nanda-Ayah Ayyan.

Namun, sudah beberapa hari ini ada problem antara dirinya dan Alana. Menjadikannya ia jarang bermain kemari.

"Bunda, ini Ayyan Bunda Assalamu'alaikum!"

"Yaampunnnn, Ayyan, Wa'alaikumsalam sayang, kamu lama banget nggak kelihatan. Berapa hari coba kamu nggak main ke Bunda? Lima hari kayaknya ada. Kamu sehat? Eh enggak kayaknya, mukanya pucet. Kamu lagi sakit? Kok Lana nggak bilang sama Bunda."

Dissa mencium kening Ayyan dengan sayang seperti yang ia lakukan pada Abraham dan Alana. Ia juga memeriksa tubuh Ayyan, memastikan bahwa anak ini baik-baik saja. Dissa sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menjadi sosok Ibu yang bertanggung jawab dan memberikan kasih sayang penuh pada anak-anaknya.

"Harusnya Ayyan yang tanya ke Bunda, Bunda sehat?" tanya Ayyan mulai berjalan menuju ruang tamu bersama Dissa.

"Bunda sehat, tapi anak Bunda yang satu ini kayaknya nggak sehat." Dissa mencubit pipi Ayyan gemas.

"Aduh, aduh Bunda, Ayyan sehat Bunda." Ayyan tertawa kecil melihat ekspresi Dissa yang menenangkan itu diwajahnya.

"Diluar cuacanya lagi dingin banget loh, kamu malah nggak pake jaket. Duduk dulu disini, Bunda buatin susu hangat mau?" Ayyan langsung mengangguk setuju.

"Lana dimana, Bunda?" tanya Ayyan pada akhirnya.

"Di kamar tuh, dari tadi nggak mau turun, nggak mau makan, katanya harus nyelesein outline cerita novelnya dulu, harus banget malem ini. Yaudah Bunda nggak mau ganggu Lana," ucap Dissa. Ia benar-benar membuat Alana bergerak sesuai keinginannya sendiri, untuk menebus segala kesalahan yang pernah ia lakukan dulu, kini Dissa tak lagi mengekang putrinya. Kalau boleh jujur, Dissa memiliki rasa rikuh begitu besar walau itu pada putrinya sendiri.

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang