13. DIA BERBEDA

4K 614 10
                                    

Nyatanya kamu berbeda, kamu memiliki apa yang orang lain tidak miliki. Kamu punya versi sendiri untuk tampil didepan publik.
Itu yang aku suka.
-Ayyana-

"Benar apa yang dikatakan Genta. Ayyana?" Tanya Bu Darmi memastikan.

Ayyan mendongak. Bagaimana ia mengatakannya? Pihak Genta sangat kuat ada Zul, Aryo, Pak Jarwo dan satu teman laki-laki Alana yang tidak tahu namanya. Sedangkan Ayyan, ia hanya sendiri. Jika ia mengatakan sesuatu, belum tentu Bu Darmi langsung mempercayainya. Hanya Alana, cewek itu yang mengetahui apa saja yang ia lakukan.

"Biar Alana saja yang menjelaskan Bu." Ujar Ayyan.

Setelah Genta melapor kepada BK tentang kejadian malam minggu kemarin diruang osis, Berita itu langsung melambung tinggi diseluruh SMA Sanjaya bahkan sampai ke pihak guru-guru. Bagaimana tidak? Sang seksi kesiswaan yang sangat terkenal kegeniusannya serta menjadi teladan baik disekolah, kini malah menjadi bahan omongan tidak benar.

Diruang BK sudah ada Bu Darmi, Ayyan, Genta, Zul, Aryo dan cewek tomboy bernama Alana.

Alana yang merasa namanya terpanggil pun angkat bicara. "Hah?"

"Bagaimana Alana? Benar apa yang dikatakan Genta tentang kelakuan Ayyan padamu?" Tanya Bu Darmi.

Alana melirik Ayyan yang juga sedang menatapnya dengan ekspresi pertolongan. Sebelum akhirnya ia meringis dan menganggukan kepalanya mantap.

"Iya Bu, Dia pegang-pegang saya bu, dia pegangin pipi saya bu, dia genggam tangan saya bu." Heboh Alana.

"Dan dia juga-" Alana menjedanya. "Hampir peluk-peluk sayaaaa." Kata Alana dramastis seraya menutupi wajahnya bagaikan korban pelecehan.

Ayyan dengan cepat menoleh Alana menatapnya tajam, matanya membulat. Tangannya menabok bahu cewek itu. "Lan, lo ngomong apaan si."

"Emang bener kok, gue aja yang udah hampir semaput juga sadar, masa lo yang masih waras gak inget ngelakuin apa aja." Kata Alana.

"Tuh kan bu, ini kelakuan anak emas ibu? Ini kelakuan murid genius? Ini yang dinamakan murid teladan?" Kata Genta memanas-manasi.

"Bu saya gak pernah-"

"Cukup Ayyan! Ibu menyuruh kamu untuk belajar bukan untuk melakukan hal-hal sembarangan seperti itu!" Bentak Bu Darmi.

"Bu tapi saya- . Ck, Lan lo ngomong yang bener kalo gue bukan sebrengsek yang mereka pikirkan." Kata Ayyan meminta pembelaan.

Alana hanya memandangi Ayyan yang sedang menatapnya meminta pembelaan. Dalam hati cewek itu menggelengkan kepalanya. Menyelesaikan masalah sepele seperti ini saja tidak bisa, apalagi ngurusin masalah hati. Cowok bukan sih? Pikir Alana.

Alana berdehem, ia memperbaiki posisi duduknya. Menatap Ayyan sekilas. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berkata.

"Gini bu, Alana belum selesai ngomong tadi. Ayyan emang pegang-pegang tangan saya karena saya gak mau pegang pulpen buat belajar, jadi dia pegang paksa saya biar mau megang pulpennya dengan benar. Dia juga pegang pipi saya eh bukan pegang tapi nabok pipi saya waktu saya menguap ngantuk. Dia juga sempat genggam tangan saya waktu saya hampir kabur. Dia gak nyampe peluk-peluk kok, cuma.. ndeketin badannya aja waktu kesusahan ambil buku disamping saya." Jelas Alana seraya meringis dusta.

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang