21. MARKAS

3.2K 535 44
                                    

BRAK

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BRAK..

Suara pintu dibuka dengan cara kasar membuat semua penghuni markas menatap sengit pada sang pelaku.

"Punya nyali juga lo dateng kesini lagi." Ujar Raffa seraya berdiri dari duduknya.

Ayyan mendekat meraih kerah jaket Raffa. "Dengerin ini, satu peringatan dari gue JAUHIN ALANA!"

Setelah sore tadi mendengar curahan hidup Alana, malamnya Ayyan nekat mendatangi Markas geng perak yang menjadi sarangnya para anak-anak remaja yang kurang bermoral.

"Lo dari dulu suka banget ya ikut campur urusan orang." Ujar Raffa santai.

"Jangan jadiin Alana sebagai pemuas lo. Udah cukup cuma Amanda yang jadi korban, Anjing!!" Ayyan tersulut emosi.

Raffa menepis kasar tangan Ayyan dari kerah jaketnya. "Amanda udah gak ada, yang ada cuma Alana. Ini urusan gue, lo gak usah ikut campur."

"Alana cewek gue. Dia punya gue. Lo gak ada hak sentuh dia!" Tutur Ayyan.

BUGH..

Satu pukulan mendarat diwajah Raffa.

BUGH..

Raffa membalasnya. Begitu juga anak buahnya yang lain ingin ikut serta menghabisi Ayyan. Tapi Raffa menghentikannya.

"Gue bilang JAUHIN ALANA!" Ayan benar-benar emosi.

"Gue dateng kekehidupannya sebelum lo. Kita belum putus. Terserah gue dong mau ngapain dia." Ujar Raffa santai.

Saat Ayyan hendak memukulnya lagi. Raffa berucap. "Kalau Alana tau siapa lo sebenernya, gimana reaksi dia ya?" Ejek Raffa.

Ayyan mengpalakan kedua tangannya, emosi menguasai dirinya. Bagaimanapun ia harus melindungi Alana. Ia harus memastikan cewek itu baik-baik saja. Ia harus menjauhkannya dari Raffa.

___

"Lan. Lo emang betah ya belajar bareng sama tuh bebegig gelo?" Tanya Upil sembari menyeruput jus jeruknya.

"Gue yakin si Ayyan darah tinggi terus ngadepin lo." Kekeh Aryo.

"Kalo gue jadi lo, udah gue cabik-cabik tuh muka songong nya." Ujar Zul ganas sembari makan siomaynya.

"Gak ada tuh, dia baik ama gue." Ujar Alana santai sambil menyenderkan punggungnya dikursi kantin.

Upil dan Zul melebarkan matanya. "TOLOL! BAIK DARI MANANYA!" Teriak mereka berdua bersamaan.

"Goblok!"

"Anjeng!"

Aryo yang berada disamping Zul mengumpat kasar karena pekikan tepat disamping telinganya.

Bukan hanya dimeja itu saja, seluruh sorot pasang mata menatapnya horor. Sedangkan yang ditatap hanya memamerkan deretan gigi putihnya.

"Sory, abis lo ngomong seoalah-olah gak ada beban. Lo masih ngomong dia baik setelah dia ngatain lo yang nggak-nggak." Kata Upil.

Al La Na [END] ✔Where stories live. Discover now