74. ADU SKILL MIPA

3.6K 488 52
                                    

Haiii.... Ketemu lagi kawannn

Seneng gak?

Tandai typo yak..

Langsung saja Happy Readinggggg...

.Al. La. Na.

Memasuki jenjang Ujian Nasional tinggal menghitung satu bulan lagi murid-murid kelas 12 berhadapan dengan banyaknya racun berbentuk angka yang akan menghipnotis otak mereka dalam meraih prestasi. Banyak soal-soal prediksi yang dibuat oleh guru-guru untuk mereka belajar, banyak juga kisi-kisi perbabnya untuk mereka pahami.

Alana lagi-lagi membuat trik hebatnya dengan memberikan rangkuman materi lengkap miliknya dalam sebuah lembaran kertas yang diprint begitu banyak untuk ia bagikan ke teman seperjuangannya yang lain. Hal itu tentu saja banyak dari mereka yang beralih memberikan apresiasi untuknya dan menghiraukan Ayyan seorang diri.

“WOI!YANG MAU LANGSUNG AJA MENDEKAT! GAK PERLU BAYAR,GUE JAMIN SEMUA MATERI INI BAKAL KELUAR SAMA PERSIS DI UJIAN NANTI!” Teriakan Alana begitu menggelegar lewat TOA yang ia gunakan di depan mulutnya.

Banyak murid-murid yang berbondong-bondong mendekat pada Alana yang kini tengah berdiri diatas kursi di tengah lapangan seraya menjunjung tinggi-tinggi banyak kertas di genggamannya. Pesona epik dari mantan cewek tomboy itu membuat para warganet SMANJAYA menatapnya penuh simpatik.

“TURUN!”

Suara bariton sangat tegas itu membuat aktivitas mereka terhenti seketika. Semua orang menatap Ayyan dengan pandangan terheran-heran. Cowok itu langsung saja menerobos gerombolan murid-murid SMANJAYA dan menggered lengan Alana untuk mendekat padanya. Alana yang tak siap dengan perlakuan itupun hanya mampu menuruti gaya reflek dari tubuhnya.

“Jangan cari muka di depan temen-temen.” Desis Ayyan tajam, tepat di hadapan wajah Alana. Membuat cewek dengan jepit rambut pita itu mendelik tak suka.

“Gak ada yang cari muka. Gue bagi-bagi materi biar kita semua lulus dengan nilai memuaskan.” Alana membenarkan.

“Lo pikir gaya lo yang kesombongan ini bisa bikin nilai mereka lolos sama ujian?!”

Alana tersentak kaget mendengar volume tinggi dari nada bicara Ayyan. Bahkan kini cowok itu telah mengubah kosa katanya menjadi lo-gue. Tidak sampai disitu, Ayyan juga meraih paksa banyak kertas yang ada digenggaman Alana kemudian melemparnya ke udara. Membuat fenomena slow motion kertas itu yang berhamburan kemana-mana.

Jika diminta jujur, maka Alana akan mengatakan kalau ia tidak menyukai panggilan lo-gue dari mulut cowok itu. Alana selalu merasakan kenyamanan kala Ayyan memanggil dirinya sendiri dengan saya—sayang Alana.

Dengan tangan yang masih menggenggam pergelangan tangan Alana, Ayyan bisa merasakan  kalau cewek itu menegang karenanya. Ia segera menormalkan segala yang membuat Alana takut akan bentakannya. Kini keduanya menjadi pusat perhatian di lapangan utama.

"Lan? Kamu-"

“Lepasin!” Sarkas Alana. Menahan traumanya dengan segala suara bentakan yang sering ia alami dulu. “Lo iri kan sama gue?! Lo iri liat pendukung gue lebih banyak dari lo, lo takut kalo gue bakal ambil posisi lo buat jadi nomer satu di SMANJAYA.” Lanjutnya.

“Enggak. Saya gak takut kalo kamu ngalahin saya. Kamu bisa ngalahin saya tanpa saingan kayak gini. Saya gak suka Lan.” Jujur Ayyan. “Kita bisa kerjasama, kita bisa belajar bareng dan nyalurin materi ketemen-temen. Batalin saingan ini sampe ujian tiba.” Lanjutnya sedikit memerintah.

Alana terdiam menatap mata elang cowok di depannya ini yang kini malah terlihat sendu. Alana sungguh bingung dengan sikap Ayyan. Kenapa cowok itu selalu mengejar dan mendekatinya? Sungguh ia melakukan ini agar Ayyan semakin membenci sikapnya dan atas tunjangan pesan terakhir Aluna. Ia tidak mau jika namanya harus menjadi bahan perbincangan kembali atas pangkat pelakornya karena telah lancang memasuki hubungan Ayyan dan Nashwa.

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang