53. TOXIC CHLORAMINE VAPOR

2.6K 454 39
                                    

Dimana ada saya, maka di sana ada keadilan.
-Aryo-

Kalian hanya rakyat biasa, kalian tidak punya kuasa untuk memberontak
-Intel-

Hai..kangen sama Alana gak nih?

Jangan lupa sebarin cerita Alana ke semua media sosial/teman² kalian, biar pada baca kisahnya ya😊

Jangan lupa tinggalin jejak vote+komen pada bagian yang kalian mau, kritik jg gak papa kok
..ehehe.

Tandai typo oke.. 👌

.A. L. A. N. A.

Dengan tergesa-gesa Alana langsung saja turun dari sepeda dan menaruhnya asal. Pemandangan pertama yang ia dapati adalah kerusuhan warga disekitar komplek Rusun. Perabotan yang sudah marak diluar berceceran dijalanan Gang, Jeritan anak-anak kecil yang begitu memekik telinga, serta para warga yang terus meraung-raung memohon. Ini bukan penggusuran, tapi ini pembantaian. Hanya itu yang kini ada dipikiran Alana saat melihat fenomena ini.

"Ini tanah kami! Kami punya hak atas tanah ini. Disini kami lahir dan dibesarkan, gak seharusnya kalian rampas seenaknya!"

Alana menatap beberapa orang-orang berbaju hitam dan pakaian seorang intel yang sedang menghadapi Aryo. Cowok itu terus saja bersuara lantang tak terima.

"Woi! Disini juga gue bayar buat hidup sampe sekarang, apa bayaran buat tanah ini masih belum cukup hah?!" Tantang Jo.

"Maaf anak muda, tanah ini sudah dibeli untuk pembesaran perusahaan." Jawab salah satu pria berbaju hitam itu.

"Dih najis, Tanah-tanah gue mereka yang beli. Mending kalo duitnya buat gue, lah itu duitnya malah disimpen sendiri." Sambung Re.

"Mana pimpinannya?!" Tantang Aryo. "Lo pada nyadar gak hah?! Perusahaan itu lagi diperalat sama Mafia!"

"Dengar anak muda, jangan bicara macam-macam sebelum kami berlaku kekerasan."

"Bukan kayak gini caranya beli tanah anjing!" Sarkas Aryo. "Ini tanah negara gue! disini kehidupan gue! Gue gak bakal biarin kalian ngambil hak gue semena-mena!"

Orang berbaju hitam itu mengarahkan pistol kecil ke arah kening Aryo. Melihat itu Alana melebarkan matanya.

"Gila! Ini bukan bawahan Perusahaan Manggala. Gak mungkin mereka sekejam itu." Batin Alana dibelakang Aryo cukup jauh.

Benar saja, mereka semua memakai Kit FBI Headset Mic dan kacamata hitam. Dan itu bukan seragam para pekerja di Perusahaan Manggala. Darimana Alana tahu itu? Karena Papahnya pernah bekerja disana sebagai keamanan udara.

"Apa mungkin Papah dipecat karena mereka?" Tanya Alana pada diri sendiri. "Atau...."

Alana menggelengkan kepalanya cepat. "Gak, gak mungkin. Papah masih hidup, Lana yakin Papah masih ada." Gumamnya.

Orang-orang berbaju hitam itu sangat banyak. Dengan cara paksa mereka mengusir warga yang tidak bersalah. Penggusuran ini terlalu kejam, bukan hanya Gang Rusun saja. Beberapa komplek Gang lain juga ikut digusur. Yang Alana tahu, Tuan Adam Bakri selaku pemegang saham Perusahaan Manggala tidak sekejam itu, dia sangat baik dan dermawan. Mungkin benar kata Aryo, Mafia dari AS sudah bergerak cepat mengambil alih kuasa Perusahaan ini.

Letak Perusahaan Manggala cukup dekat dengan area Rusun. Dan akan mulai pembesaran gedung untuk para pekerja baru, mereka menggunakan tanah ini sebagai lahannya. Hingga memaksa warga sekitar untuk meninggalkan tempat itu.

(Kalo mau tau lebih banyak tentang Perusahaan Manggala, nanti kita ulas di cerita 'Be Li Ve')

Alana maju memberanikan diri menyentak pistol dari tangan pria berbaju hitam itu.

Al La Na [END] ✔Where stories live. Discover now