14. GAGAL

3.5K 603 19
                                    


Jangan jadikan trauma sebagai alasan kalian gagal gapai cita-cita.
-Aryo-

"Lo nyadar gak sih semua kelakuan lo itu kayak sampah!"
-Ayyana-

"Kapan lo bisa bawa tuh cewek buat gue?" Tanya seseorang.

"Gue usahain bang." Jawab Genta.

Orang itu mengangguk. Ruangan gelap dengan didominasi warna hitam serta sawang-sawang yang bergelantungan, barang-barang yang tidak tertata rapi membuatnya terkesan sangat horor. Perak, sebutan nama geng motor yang berada dibawah pimpinan Cargo. Ingat kan Cargo?, orang yang pernah Alana patahkan tulang tangan kirinya.

Ruangan ini digunakan sebagai markas utama Geng Perak. Kini mereka sedang berkumpul memenuhi ruangan serba hitam ini.

"Tangan lo gimana?" Tanya orang itu.

"Lumayan baikan." Jawab Cargo. "Cewek lo mantep juga gelutnya."

Orang itu terkekeh. "Bunuh orang aja dia bisa. Apalagi cuma matahin tulang."

Seringai tajam terukir disudut bibir orang itu seraya memainkan celurit tajamnya. Bak singa yang akan menerkam mangsanya.

"Apa langkah lo setelah ini bang?" Tanya Genta.

Orang itu menatap Genta tajam. "Gue cuma pengin dia balik lagi ke pangkuan gue. Tapi setelah gue tau mama meninggal karena dia. Gue jadi pengin bunuh tuh cewek."

"Lo cuma perlu deketin dia. Terus bawa dia ke area kita. Gue pengin sedikit main-main." Lanjutnya seraya berdiri menepuk bahu Genta. "Tutup mulut kalian kalo gue udah keluar dari penjara."

___

Bayangan Alana kembali terngiang-ngiang dikepalanya. Tapi bukan perasaan bersalah lagi yang muncul melainkan kagum. Cara gadis itu berlaku padanya tidak seperti gadis-gadis pada umumnya. Alana menampilkan dirinya sesuai versi yang ia miliki. Apalagi saat mengatakan "Sama gue itu santai selama lo gak ngusik sekitar gue."

Benar selama ini Ayyan selalu mengusiknya dengan hukuman-hukuman berat. Makannya jika bertemu mereka tak pernah dalam keadaan baik. Tapi selama satu minggu lebih kemarin Alana selalu berusaha menggodanya dengan gombalan-gombalan maut, dan disaat-saat kemarin lah ia merasakan ada hawa berbeda bahwa Alana sangat care dengan siapapun. Ia juga sedikit penasaran dengan kehidupan cewek itu setelah mendengar penuturan Mang Ujang.

"Jangan diliatin terus atuh Mas. Alana memang suka begitu sama siapa aja."

"Makan nya kapan, bayarnya kapan. Tapi dia gak pernah lupa sama utang nya."

"Beuh, mayoritas cowok semua dia mah kalo nongkrong."

"Ya.. Kalo libur kerja biasanya mampir nongkrong disini."

Kerja?

Alana Kerja?

Kerja apa? Dimana? Dia kan masih sekolah.

Ayyan menggelengkan kepalanya. Bisa-bisanya dia memikirkan hal-hal tidak berguna seperti ini. Cewek yang ada dipikirannya hanyalah tukang pembuat onar disekolah. Ia tidak boleh terjerat dalam tipu muslihatnya. Yang harus diprioritaskan adalah buku, bukan orang lain. Tapi tetap saja rasa penasaran terhadap cewek itu tetap muncul. Bagaimana latar belakangnya? Siapa jati ditinya? Apa alasan dibalik sikap absurdnya?

Al La Na [END] ✔Where stories live. Discover now