37. SI MISTERUS MASKER HITAM

3K 465 11
                                    

Suara merdu burung dara berkicau riang dikandangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Suara merdu burung dara berkicau riang dikandangnya. Dua buah kandang burung dara bergelantung diatap depan rumah Aryo. Ralat, kontrakan Aryo. Suara musik dari dalam CD rumahnya berdengung hingga keluar. Musik dengan judul 'Kita Lawan Mereka' yang dibawakan oleh SHA membuatnya begitu asyik dengan mengerjakan aktivitasnya. Tak lupa juga dengan Sang Jago oren milik Abahnya yang selalu berkluruk heboh disekitar komplek Gang.

"Meski kami slalu dikucilkan... Kami tak pernah berhenti tuk membuktikan! Kepada semua orang yang slalu menganggap diri kami sampah..." Gumam Aryo mengikuti lirik lagu dari CD nya.

"Kami kan buktikan mereka itu sampah...!" 

Cowok aktivis remaja itu sedang sibuk-sibuknya memberi oli dirantai sepedanya. Dan rencananya akan mengecat sepedanya menjadi warna merah. Supaya keren untuk aksi BMX saat demo nanti katanya.

"Wanjayy! Mau dicat baru nih Burok." Ujar Alana yang tiba-tiba datang dari samping seraya memakan keron yang ia bawa dengan toples. Kontrakan mereka memang berdampingan.

Hari minggu ini Alana sengaja tidak menemani Jo ngamen dipasar karena suatu insiden tadi malam. Dan setelah mengetahui hasil cek nya, Aryo juga sengaja menyuruhnya beristirahat barang sejenak.

"Burok matamu. Sepeda bodol gini dibilang burok." Ujar Aryo tanpa mengalihkan perhatiannya yang terus fokus mulai mengecat.

"Ya biar rada kerenan gitu, siapa tau jadi burok beneran. Kan ucapan adalah do'a Yo." Ujar Alana mulai duduk diteras kontrakan Aryo.

"Iyain lah Aamiin."

"Mau gak?" Tawar Alana menyodorkan keron kearah Aryo.

Tak ada rikuh sama sekali Aryo mencomot keron itu sebanyak mungkin dan langsung melahapnya dengan satu kali telak. Biasa laki-laki memang begitu.

"Udah baikan badannya?"

"Ck. Lebay lo. Gue bukan cewek lemah ya." Peringat Alana membuat Aryo terkekeh.

"Anjim banget ya tuh cewek bikin gue greget. Coba aja tadi malem gue gak oleng, pasti udah bakal keliatan mukanya." Lanjut Alana, melemparkan beberapa keron ke Jago Abahnya Aryo.

"Anjim-anjim gitu-gitu juga dia nyelametin lo." Ujar Aryo.

"Tapikan Yo, apa motifnya dia pake cara gitu?!"

Aryo mendongak nampak berpikir. "Dia pasti orang yang tau banyak seluk beluk lo Lan. Yang pasti niatnya baik."

"Tapi kan bikin orang penasaran. Siapa dia, siapa dia, siapa dia. Ah. Pusing gue!" Keluh Alana.

"KAMI TAK PERNAH BERHENTI TUK MEMBUKTIKAN....! KEPADA SEMUA ORANG YANG SLALU MENGANGGAP DIRI KAMI SAMPAH!"

Suara menggelegar dari arah lorong Gang itu menyapa seluruh komplek di Rusun. Siapa lagi kalo bukan Jo dengan kentrung kesayangannya. Spontan orang-orang komplek menolehkan kepalanya pada remaja itu. Alana yang bersiap untuk melempar toples keron pada Jo, ia urungkan kala menyadari cowok tidak sendiri. Jo bersama Ayyan yang mengendarai motornya.

Al La Na [END] ✔Where stories live. Discover now