71. HILANGNYA ALANA

2.6K 416 78
                                    


Haiiii... Nungguin ya?
Updatenya kelamaan ya?
Maap deh.... 👋😆

Sebelum baca vote dulu lebih baik,
Jangan lupa juga share cerita ALANA keseluruh media sosial / temen-temen kalian supaya pada baca cerita malangnya ya...

Tandai typo oke 👌

Happy reading!!! 🙌

.AL. La. Na.

Alana suka bidang saintek, namun ia tidak suka jika bau obat di rumah sakit. Lihat saja, kini cewek tomboy itu sudah berada di rumahnya. Ia memaksa Dissa untuk membawanya pulang dari Rumah Sakit setelah selesai masa penjahitan luka tusuk diperut sebelah kirinya.

Aryo dan Ayyan juga ikut ke rumah Alana memastikan kalau cewek itu baik-baik saja. Ketiganya sedang berada di kamar Alana, sedang berbincang-bincang mengenai masalah tanggal 13 Desember kemarin.

"Gimana lo bisa tau kalo gue ada di Markas Geng Perak malam itu Yan?" Tanya Alana pada Ayyan yang sedang duduk di sampingnya.

Ayyan termenung, bingung apakah ia harus menjawab yang sesungguhnya atau mengarang cerita. Apalagi Abraham tidak ada di sini, cowok itu masih di stadion menunggu pengumuman kejuaraan.

"Saya liat kamu malam itu di pasar." Jawab Ayyan.

"Ngapain lo ke pasar malem-malem? Bukannya setiap malem lo belajar di rumah?"

Ayyan menoleh menatap Alana. "Satu hari sebelumnya, saya sama Ayah pergi ke apotek alita farma lewatin pasar kejora. Pas pulangnya gak sengaja liat kamu sama satu cowok di belakang tenda tukang bakso."

Alana mengingat-ingat dimana ia pernah berada di belakang tenda tukang bakso.

1 bulan Alana menghilang ...

Tanggal 14 November setelah Thakur Jogikato wafat, Alana benar-benar meninggalkan rumah dan nyaris bunuh diri di Jembatan Sungai Ciliwung. Karena depresi atas makian-makian yang orang-orang lontarkan padanya, membuat fisik dan mentalnya terpuruk jatuh. Ia tidak memiliki siapapun untuk sandaran. Kecuali memohon pada Sang Kuasa.

Sekelebat bayangan wajah Mamanya dan anak-anak jalanan menjadikannya tameng untuk mengurungkan hal bodohnya itu. 'Gue masih punya harapan.' Pikir Alana.

Malam itu Alana berjalan linglung dengan rambut acak-acakkan karena sudah tak terikat, wajahnya lebam-lebam akibat tamparan Dissa dan geretan para bodyguard rumahnya.

Ia berhenti di sebuah warung makan kecil untuk mengisi perutnya yang lapar. Beberapa orang di sana menatapanya takut-takut dengan penampilan Alana.

Satu tetes air matanya berjatuhan kembali di atas nasi uduk yang ia makan. Pandangannya tertunduk meratapi nasibnya yang malang.

"Permisi, apa anda membutuhkan sesuatu?"

Pertanyaan dari seseorang itu membuat Alana mendongak. Dilihatnya cowok dewasa dengan masih mengenakan jas almamater Universitas Indonesia. Dia adalah Gufron, seorang aktivis yang pernah bertemu dengan Alana saat masa pencarian Thakur.

Mengetahui mereka saling mengenal, Gufron mengajak Alana untuk mencarikan sebuah kontrakan di sekitar pasar kejora. Gufron juga mengajaknya ikut bekerja di pasar itu sebagai angkat barang. Ya, walau upahnya hanya beberapa ribu perhari, tapi itu membuat Alana merasa lega untuk bisa bertahan hidup.

Alana berjanji setelah uangnya terkumpul banyak, ia akan kembali sekolah dan meraih impiannya.

Jika tahun ini tidak terkumpul, maka tahun depan ia akan mengulanginya dari kelas sebelas.

Al La Na [END] ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora