40. SAYA

2.8K 476 15
                                    

Segala hal yang selalu kamu duga jika tanpa adanya bukti, maka jatuhnya adalah fitnah.
-Alana-

Kau adalah tulang rusukku, dalam dirimu mengalir darahku.
-Ayyan-

Komen pada bagian yang bikin kalian penasaran... 😊

Kalo kurang seru bilang aja, bisa request kok. Hehe

Typo bertebaran dimana-mana..

Udara dipagi hari menyapa seorang cowok berbadan tegap dengan kedua tangan yang sengaja ia masukkan ke dalam saku celananya. Langkah kakinya membawanya menuju sebuah tempat yang akan menjadi saksi pertemuannya dengan sang kekasih.

Rofftop sekolah pagi ini masih sangat sepi. Disana Ayyan mendapati kekasihnya yang sedang tertidur dimeja kayu yang sudah tak terpakai. Cowok itu mendekat, badannya sedikit membungkuk agar lebih jelas dan leluasa memperhatikan wajah kekasihnya itu.

"Mau manjanya kapan?" Tanya Ayyan seraya membelainya pada rambut gadisnya itu yang sedang tertidur.

"Pasti pulang kerjanya malem banget, sampe kurang tidur begini." Ayyan menyingkirkan setiap anak rambut yang menghalangi pelipis Alana.

Matanya beralih kearah samping tubuh Alana yang tertidur. Disana ada seragam osis cewek itu yang sengaja tidak dipakai. Pagi ini Alana hanya menggunakan kaos hitam dan rok osisnya saja.

"Jangan kecapean Lan. Nanti gue yang sakit."

Tepat saat setelah Ayyan mengatakan itu, mata Alana terbuka. Menampilkan wajah cerah dan senyuman manis yang sudah menjadi candunya.

"Gak tidur ternyata?" Alana menggeleng dan membangunkan tubuhnya untuk duduk, membuat Ayyan sedikit menjauh.

"Sini deketan." Ujar Alana meminta Ayyan untuk mendekat kembali.

Dengan senang hati cowok itu mendekat didepan Alana. Posisi Alana yang duduk diatas meja, dan Ayyan yang berdiri didepannya.

"Kenapa gak dikuncir rambutnya?" Tanya Ayyan seraya menyisir rambut gadisnya dengan jari-jemarinya.

"Biar cantiknya keliatan didepan lo." Jawaban Alana sontak membuatnya mengukir senyuman dibibirnya.

"Katanya kangen? Berani bilang langsung gak?" Goda Ayyan.

"Berani, Sini." Ujar Alana memintanya  lebih dekat lagi. "Lana kangen sama Ayyan." Bisik Alana tepat ditelinganya. Senyuman bahagia merekah begitu lebar dibibir Ayyan.

"Yan." Panggil Alana pelan. Membuatnya menaikkan salah satu alisnya.

"Pengin pegang wajah lo boleh?"

Pertanyaan Alana sempat membuatnya tersentak beberapa saat. Belum sempat Ayyan mengangguk, jemari lentik Alana sudah mulai menjelajahi wajahnya.

Tangan Alana mulai bergerak kearah rambut depan cowok itu. Kemudian beralih kepelipisnya, mengusapnya pelan. Telunjuknya terus menyusuri setiap inci wajah tampan Ayyan. Menari-nari ditulang hidung mancungnya.

Jantung Ayyan dibuat menggila karenanya. Ia benar-benar terhipnotis oleh sentuhan hangat tangan Alana. Ayyan memejamkan matanya menahan gejolak nafsu yang mulai berhamburan dalam dirinya.

Percayalah, ini adalah kelemahan setiap lelaki yang dibuat oleh perempuan.

Tangan Ayyan mencengkeram erat meja yang diduduki Alana. Tangannya yang satu ia gunakan untuk menahan pergelangan tangan Alana, membuat cewek tomboy itu berhenti seketika.

Al La Na [END] ✔Where stories live. Discover now