44. KANDAS

2.8K 455 14
                                    

Kalo anda bisa memainkan perasaan orang lain, maka hal itu juga berlaku bagi saya.
-Ayyan-

Hai siapa yang kangen sama Alana?
Tandai typo ya..

Komen pada bagian yang bikin kalian emosi oke,

Karena komenan dan vote dari kalian bisa meningkatkan ranting cerita ALANA diberbagai genre lho..

Tulang kaki Alana tak henti-hentinya menyusuri setiap jalan yang ia lalui. Sendal jepit swallow menjadi saksi bisunya dalam gejolak rindu. Berbagai tempat yang biasa Papahnya bekerja sudah ia jumpai diseluruh penjuru kota. Matia-matian Alana memohon belas kasih pada beberapa penjaga di Perusahaan Manggala, namun selalu mendapat tolakan mentah-mentah. Mereka mengatakan kalau Thakur Jogikato sudah tidak bekerja disana.

Tidak sampai disitu, Alana juga mengunjungi Kompi Senapan-c diarea kemiliteran TNI Angkatan Udara. Dan lagi-lagi mereka mengatakan hal yang sama. Beralih ke Bandara Sukarno-Hatta tetap saja, mulut mereka mengeluarkan kalimat yang sama. Apalagi melihat penampilan Alana yang bisa dibilang rakyat biasa. Membuat mereka tak percaya bahwa orang seperti dirinya memiliki hubungan dengan seorang Tuan Thakur Jogikato.

Mata Alana menelisik setiap sudut jalanan yang ramai dipenuhi oleh para pedagang kaki lima. Peluh menetes dikening mulus cewek tomboy itu, membuat anak rambutnya sedikit basah.

"Bang pesen es nya satu ya." Pinta Alana pada salah satu penjuan es kelapa muda.

"Siap atuh Neng."

Notifikasi diponselnya begitu banyak. Ia membuka aplikasi Whatsapp yang sudah banyak sekali spam dari teman-temannya yang bingung mencarinya. Memang hari ini sudah cukup sore dan Alana masih belum pulang. Melihat grup kelas yang sudah dipenuhi oleh celotehan anak-anak genius Mipa 5 yang membahas rumus-rumus membuat pikirannya sedikit bunek.

"Ini Neng." Ujar pedagang itu menyodorkan satu kelapa muda yang berisikan es didalamnya.

"Makasih Bang."

"Eh Bang." Panggil Alana, membuat sang empu melongokkan kepalanya dari balik gerobak. "Tau Kepala militer keamanan udara di Perusahaan itu gak Bang?" Tanya Alana menunjuk puncak Gedung Perusahaan Manggala yang sedikit terlihat dari sini.

"Pak Adam Bakri?"

"Ck. Bukan bang, itu mah yang megang perusahaan. Yang jadi keamanan udara." Koreksi Alana.

"Ouh... Tuan Batra Aditama neng?" Ujar pedagang itu dengan binar.

"Yaelah bang bukan. Itu mah yang darat kan?" Keluh Alana.

"Thakur Jogikato?" Tebak seseorang yang baru saja datang ke arah mereka. Membuat keduanya menoleh pada sumber suara.

"Gue denger kabar dari komunitas gue. Kalau Tuan Thakur udah gak ada di Jakarta, dia hilang tanpa kabar. Penyebab aslinya sih kurang tau gue, yang pasti dia udah gak masuk militer di penerbangan sini." Tutur orang itu duduk didepan Alana.

Alana masih terdiam, dilihat dari penampilan cowok itu biasa saja. Namun komunitas apa maksud darinya.

"Buat apa lo nanya-nanya Tuan Thakur?"

Ditanya seperti itu membuatnya kelimpungan menjawab apa. "Ya nanya aja, cuma pengin tau." Dusta Alana.

"Oiya, kenalin gue Gufron salah satu mahasiswa UI fakultas teknik, anak BEM disana. Dan yang harus lo tau, gue anaknya bokap gue." Ujar Gufron seyara menunjuk pedagang es kelapa muda itu.

Alana menoleh kebelakang. "Anak nya Abang es ini?" Tanya Alana tak menyangka. "Ya udah gue pangil 'Bapaknya bang Gufron' aja." Kekeh Alana membuat keduanya tertawa.

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang