42. SERENDIPITY

2.6K 416 22
                                    

Semua hanya kebetulan belaka.
-Alana-

Tandai typo oke.. 👌

Komen pada bagian yang bikin kalian mau.. Hehe✏

Dengan tumpuan kedua paha Alana yang ia gunakan sebagai bantal, membuat Ayyan sangat nyaman bukan kepalang. Meski Alana sudah menolaknya berkali-kali tapi yang namanya cowok sedang manja pada ceweknya itu tidak bisa dibantah. Ayyan jika sedang manja bisa melebihi kapasitas perempuan.

"Buruan bunyi." Ujar Ayyan dengan pandangan keatas menatap wajah Alana dari bawah.

"Reaksi pembakaran sempurna rumusnya pake..." Alana tampak berpikir mengingat-ingat rumus kimia yang baru saja dihafalkan karena perintah Ayyan.

Saat pulang kerja tadi yang dibilang cukup awal tepat pukul 20.00 Ayyan mengajaknya untuk belajar dirumahnya kembali yang kebetulan Ayahnya masih diluar kota. Dan saat ini cowok itu sedang mengetes Alana agar tidak lupa pada rumus-rumus yang baru saja ia ajarkan. Dengan posisinya yang tiduran disofa berbantalkan paha Alana.

"2C8H18..(/) ditambah.. 25O2(g) jadinya 16CO2(g) ditambah 18H2O(g) eh iya kan ya? Bener gak si?" Ujar Alana ragu.

Ayyan berdecak, tangannya menampol pipi kiri Alana dari bawah. "Itu reaksi pembakaran tidak sempurna, Ck gimana sih."

"Ih orang bener kok. Kalo reaksi pembakaran tidak sempurna itu 2C8H18(/) ditambah 21O2(g) jadinya 8CO(g) ditambah 8CO2(g) ditambah 18H2O(g)." Jawab Alana dengan lancar membenarkan protesan dari Ayyan.

"Masa sih, kebalik Lan." Ujar Ayyan keukeuh.

"Ih gak percaya, kamu aja yang keliru." Ujar Alana.

"Mana liat bukunya." Pinta Ayyan.

Alana mengambil buku didepannya yang diletakkan dimeja. Membuat badannya sedikit condong menutupi wajah Ayyan.

"Nih. Siapa yang salah?" Alana memamerkan beberapa rumus hafalannya itu.

"Berarti kamu udah ada peningkatan Lan. Udah bisa mbenerin kesalahan saya." Ujar Ayyan kala melihat koreksian dibuku Alana. "Gak sia-sia nanti kalo kamu ngalahin peringkat saya."

"Ya jelas dong! Alana Rinjani bakal cetak poin juara umum SMANJAYA besok." Seru Alana.

"Ck. Berandalannya aja masih lengket gimana mau jadi juara umum." Ledek Ayyan.

"Liat aja besok." Jawab Alana santai. Tapi penuh makna dalam kalimatnya.
Alana kembali bergumam menghafalkan setiap rumus yang sudah ia catat dibuku khusus yang Ayyan buat. Beberapa dari tulisan itu ada yang berasal dari tangan Ayyan.

Dengan senang hati, telinga Ayyan terus mendengarkannya. Sesekali ada yang salah, Ayyan pun membenarkan. Sesekali tangannya bermain-main menjahili tangan Alana dan menarik-narik rambutnya yang dikuncir kuda.

"Ini rambut yang waktu itu saya buat Lan?" Tanya Ayyan memegang beberapa helai rambut yang tersisa mengulum kebawah didepan telinganya.

"Iya." Jawabnya. Itu adalah rambut yang Ayyan sisakan sewaktu cowok itu merubah cepolan rambutnya menjadi gaya kucir kuda saat dikantin, dimana adegan Shofia yang menjambak rambut Alana. Dan semenjak itu, Alana selalu menggunakan gaya rambut seperti itu kemanapun ia pergi.

"Rambutnya rontok Lan."

Spontan Alana menoleh menatap telapak tangan cowok itu yang sudah ada beberapa helai rambut miliknya. Beberapa hari ini rambutnya memang sering rontok, bahkan ia sendiri tidak tahu penyebab pastinya.

"Kamu enggak apa-apa?" Tanya Ayyan khawatir.

"Emangnya kenapa? Salah sampo kemaren. Harusnya pake zink tapi adanya clear yaudah lah dari pada gak sampoan." Dusta Alana.

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang