50. WELCOME IN JATIWARNA AREA

2.3K 427 36
                                    

Darah dibalas dengan darah, maka seorang pembunuh akan mati dengan cara yang sama.
-Raffa-

Hai... Ketemu lagi sama Alana.
Jangan lupa komen + vote ya, biar naikkin ranting cerita ALANA. 😊

Komen pada bagian yang kalian mau...

Tandai typo oke.. 👌

Dentingan suara sendok dan piring saling beradu mengisi ruang malam kali ini. Sesekali bercanda ria, tertawa bahagia, dan saling melontarkan cerita. Ruang makan dirumah keluarga Yadawa malam ini kedatangan tamu yang sudah dijanjikan untuk makan malam bersama keluarga Gautama.

"Ayyana jangan diam saja, mereka kemari untuk saling mengenal kamu." Ujar Nanda disamping Ayyan.

"Iya Yah." balas Ayyan hanya tersenyum simpul.

Karissa Gautama, Ibu dari Nashwa itu menatap Ayyan yang sedari tadi diam tanpa memamerkan tawanya. Jangankan tertawa, berbicara saja juga tidak. Mulut Ayyan hanya terbuka saat sendok siap untuk disuapkan ke mulut.

"Lihat malam ini putriku sangat cantik bukan?" Tanya Gautama.

Ayyan beralih menatap Nashwa cukup lama. Hal itu membuat Nashwa gugup setengah mati, mantan seksi kesiswaan itu tidak pernah menyorot penuh padanya. "Papah jangan begitu." Ujar Nashwa pada Ayahnya malu-malu.

"Cantik." Gumam Ayyan tanpa disadari.

Nashwa membeku ditempat, ini kali pertamanya Ayyan mengatakan itu padanya. Nanda dan Gautama saling melempar senyum jahil pada Ayyan. Sedangkan Karissa hanya menatap raut muka Ayyan yang terlihat aneh.

Tidak tahukah mereka. Ucapan itu tidak bisa Ayyan lontarkan pada siapapun selain Alana. Hanya cewek tomboy itu yang bisa menyandang kalimat 'Cantik' darinya. Gadis yang didepannya ini bukan Nashwa, Ayyan hanya melihat ada Alana dimatanya.

"Benar sekali, sangat cantik seperti ibunya." Ujar Nanda.

Karissa tersenyum. "Ayyana juga sangat tampan seperti Ayahnya."

"Hei, kalian sedang apa?" Tegur Gautama dengan nada cemburu.

"Ayah cemburu Mah." Kekeh Nashwa seraya mengunyah nasi dimulutnya. Terlihat imut.

"Sudah tua masih saja cemburu." Celetuk Nanda.

"Istriku hanya milikku." Peringat Gautama.

"Hahaha, iya-iya aku sudah memiliki putraku." Nanda tertawa melihat raut muka rekan bisnisnya itu.

"Ayyana kita sedang makan malam, letakkan hp mu. Jaga etika dimeja makan." Ucapan Nanda membuat ketiga keluarga Gautama itu menoleh memperhatikan Ayyan.

0836************:
Gw tngg di Kwsn Jt. Wrna

Ayyan mendongak mengabaikan pesan dari nomor tidak dikenal itu.
"Maaf." Ucapnya.

"Tidak apa-apa, jika itu penting lebih baik selesaikan dulu." Ujar Karissa.

0836************:
L gk dtg artny l pngecut!
Alana ada sm gw..

Ayyan kembali memandangi ponselnya. Beberapa hari lalu, nomor itu selalu menghubunginya. Tanpa melacak, ia sudah tau siapa pemilik nomor itu. Mereka terus menantangnya untuk balapan. Ayyan benar-benar risih dengan hal-hal seperti itu. Ia tidak pernah memedulikannya. Ia terus menolak dan tak mau berurusan dengan hal yang berbau kriminal.

"Gak penting Tante." Ujar Ayyan pada Karissa.

"Sudahlah kita lanjutkan saja makan malam ini, bagaimana jika besok-"

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang