49. PENCURI

2.7K 453 47
                                    

Jika seseorang tega mengkhianatimu, menghancurkanmu, berbuat curang kepadamu. Diam! dan perhatikan saja bagaimana hukum alam bekerja. Tanganmu cukup baik untuk dikotori  membalas perbuatan jahat.
-Alana Rinjani-

Haii ada salam dari Alana nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii ada salam dari Alana nih...

Jangan lupa tinggalin vote ya.
Komen pada bagian yang kalian mau,
Komen banyak-banyak kalo mau update cepet 😂

Tandai typo oke👌

Semoga suka part ini...

Kepala Alana terus bersandar dibahu besar milik Genta. WB kini tidak lagi seramai dulu, hanya ada mereka berempat yang masih setia disana. Sebenarnya anak-anak langganan tongkrongan di WB juga masih setia menetap disana, hanya saja jika Alana datang mereka semua akan pergi dari area itu.

Zul yang asik merokok disampingnya hanya duduk santai seraya memandangi Aryo yang sedang bermain PS di WB. Alana menahan napasnya beberapa kali. Tidak mau mereka tahu riwayat penyakitnya, maka Alana hanya diam saja.

"Zul, ck ngerokoknya dibelakang sana. Bau banget." Celetuk Aryo tanpa mengalihkan pandangannya dari layar monitor didepannya itu.

"He'eleh kayak biasanya lo kagak ngerokok, pake ngusir-ngusir gue segala. Kalo pengin mah ngomong." Ujar Zul santai.

"Pengap gue." Ujar Aryo lagi. Kalimat itu mengandung makna untuk menghindarkan Alana dari jangkauan asap rokok.

"Mager gue. Udah nempel dikursi nih bokong." Ujar Zul. Tanpa disadari, Zul tersenyum jahat seraya melirik Genta. Seolah-olah memberikan suatu sinyal strategi.

"Mau makan gak?" Tawar Genta pada Alana.

"Gak ah udah kenyang gue." Jawab Alana.

"Kenyang makan apaan, dari pagi aja lo belum sarapan." Sahut Aryo.

"Kenyang makan makian orang." Celetuk Alana ketus.

"Jangan dipikirin terus Lan, udah biarin mereka ngomong apa aja. Yang penting lo gak kayak gitu." Ujar Zul.

"Tumben otak lo waras Zul." Celetuk Amir.

"Heh otak gue emang waras." Sahut Zul. "Noh kan Lan, ini nih asal ngomongin orang, padahal kagak tau kalo otak gue cerdas."

"Dih sejak kapan lo cerdas, matematika aja masih nyalin punya gue." Timpal Aryo

"Beda lagi nyuk." Zul melempar bungkusan rokok ke kepala Aryo, membuat sang empu mengaduh tak terima. Hingga terjadi perang lempar-lemparan kecil.

"Ta." Panggil Alana. Membuat sang pemilik nama itu menaikkan satu alisnya. "Gue tiduran disini ya?" Pinta Alana menunjuk paha besar milik Genta.

Genta terkekeh. "Tinggal tiduran aja, pake ijin segala."

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang