Jungkook meneteskan air mata, sebesar itukah orang yang ada di hadapannya ini menyayanginya?

"Dan dari situ hidup hyeong berubah, hyeong menjadi sedikit pendiam dan bersikap dingin selama bertahun-tahun sampai pada akhirnya hyeong disadarkan oleh ibu_

Ibu berkata 'jika memang perubahan sikapmu ini karena kematian Jungkook, maka dengan tidak sadar kau telah menentang tuhan, karena semua yang diciptakan oleh Tuhan sudah pasti akan mati, mereka hanya sementara dan tak abadi, begitupun adikmu'_

Saat ibu berkata seperti itu, aku tersadar lalu kembali menangis di pelukan ibu sampai akhirnya aku ketiduran"

"Dan kau tahu! Bahkan kami mempunyai ruangan khusus kenanganmu di rumah ini!"

Jungkook mengangkat alis "benarkah?"

Seokjin mengangguk "mm, saking menyayanginya kami padamu, bahkan kami membuat museum Kookie di sini, terdengar konyol memang jika itu di sebutkan musium sekarang"

"Museum Kookie? Siapa yang memberinya nama hyeong?"

"Tentu saja aku"

Jungkook terkekeh lalu mengacungkan jempol "nama yang bagus dan lucu" Seokjin tersenyum

"Aku bahkan masih tak menyangka jika kau masih hidup" ujarnya

Jungkook tersenyum lalu matanya menatap kakinya yang telanjang "aku bahkan tidak tahu jika aku masih memiliki keluarga" cicitnya

"Lalu selama ini bagaimana kau hidup?" Tanya Seokjin yang memang itulah inti pertanyaannya yang paling penting

"Aku hidup di panti asuhan sampai umurku 19 tahun, dan dari sana aku mulai menabung untuk biaya kuliahku_

Di panti aku diakui adik oleh seorang Yatim-piatu yang lebih tua dariku bahkan sampai saat ini"

"Siapa?"

"Min Yoongi_

Dia bahkan sangat bahagia mendengar kabar tentangku, dia sudah sukses menjadi seorang produser lagu sekarang, bahkan dia yang selama ini membantuku, kadang kala dia juga menambahkan sedikit uang ke tabunganku dalam jumlah yang cukup besar, aku sudah menganggapnya seperti kakak kandungku sendiri"

Seokjin mencelos saat Jungkook menceritakan bagian itu, jika saja kebakaran itu tak terjadi, mungkin saja yang akan membantunya dan membiayainya adalah dirinya, bukan orang lain, Jungkook juga tidak akan mengalami kepedihan hidup seorang diri.

"Tuhan begitu baik padaku, memberikan keluarga yang menyayangiku penuh seperti kalian_

Dulu sekali saat masih di panti, aku seringkali iri pada anak yang mendapatkan orang tua baru, berharap juga jika salah satu orang tua di Korea mengadopsi ku dan menyayanginya_

Tapi ternyata Tuhan berkata lain, diadopsi tidak menjamin aku bahagia, sampai pada akhirnya tuhan menurutku menuju kebahagiaan sesungguhnya, yaitu kalian keluargaku sendiri_

Jika saja aku tak ikut dengan Jukyeong saat itu, mungkin aku_"

"Jukyeong?"

"Mm, kau ingat saat Jukyeong meminta izin untuk pergi ke pasar hiburan?"

Seokjin mengangguk

"Selepas dari sana Jukyeong mengajakku pergi menuju super market dan tak sengaja berpapasan dengan ibu, pantas saja saat ibu pertama kali melihatku matanya terus menatap ke arahku, membuat ku tak nyaman pada awalnya, tapi setelah kami sering bertemu, aku merasakan sesuatu yang berbeda"

"Aku sangat-sangat berterima kasih pada Tuhan atas ini semua" ucapnya

Seokjin tersenyum lalu beranjak dari kursi dan memerintahkan Jungkook untuk berdiri juga, Seokjin mendekat ke arah Jungkook sampai pada akhirnya keduanya berpelukan, bukan pelukan biasa, namun ini adalah pelukan pertama mereka! Mengingat rasa sakit yang mereka lalui dengan alur yang berbeda, membuat keduanya menitikkan air mata mengakhiri akhir dari perpisahan dan mengawali sebuah kebahagiaan baru.

"Selamat datang Kim Jungkook"

Greget pengen buru-buru tamat><

Btw ini sengaja aku bikin part emang Seokjin-jungkook doang, melepas rindu ceritanya:)
Gimana guys?

Next chapter

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Место, где живут истории. Откройте их для себя