Part 19

165 16 0
                                    

Kepulan asap rokok yang di isap itu mengebul ke seluruh penjuru ruangan yang cukup sempit dan minimalis itu. Di ruangan itu terdapat satu buah rak buku minimalis, meja kerja kecil dan sebuah sofa berukuran sedang terpampang di sana. Sementara sang pemilik ruangan yaitu Kim Hyewon merasa suasana hatinya begitu gembira dan senang setelah dirinya berhasil memegang kendali atas Kim Seokjin.

Pikirannya sudah menerawang akan kesenangannya membuat rumah tangga Kim Seokjin dan Jukyeong hancur dan dengan begitu Hyewon akan segera bisa memiliki Seokjin sepenuhnya.

Kuntung rokok yang sudah tinggal sedikit itu dia buang dilanjut dengan acara meminum Soju yang menyegarkan untuk tubuhnya. Dirihya duduk di sofa dengan kaki yang dibiarkan terjulur di atas meja, matanya tak lengah dari foto Seokjin yang sengaja dirinya pajang di rak bukunya.

Senyuman liciknya tersirat dengan mata yang menggoda sambil memandangi foto itu

"Hanya tinggal sedikit lagi dan kau akan menjadi milikku Kim" ucapnya seraya tersenyum miring

"Akan kupastikan kau benar-benar bertekuk lutut dan meninggalkan istri mu itu" lanjutnya dibarengi tawa licik nan menyeramkan seperti seorang psikopat

Netranya teralihkan saat rungunya mendengar suara pintu yang terbuka, menampilkan sesosok pria setahun lebih muda dengannya menenteng kantong paper bag. Netra keduanya bertemu, namun pria itu memandang Hyewon tak suka sementara Hyewon sebaliknya.

"Kau merokok lagi kakak?" Tukasnya dingin, wajahnya tanpa ekspresi begitu datar

Yang di panggil kakak tersenyum lalu berdiri dari acara duduknya dan memberhentikan aktivitasnya mencumbu foto Seokjin.

Hyewon tersenyum lembut penuh kasih sayang, melihat adiknya kembali setelah 2 tahun lamanya meninggalkannya, dulu sekali Hyewon masih mengingat kenangan-kenangan indah bersama sang adik. Di mana mereka bermain bersama, di manapun dan kapanpun Hyewon akan selalu sigap menjadi kakak pembela jika saja terjadi sesuatu pada adiknya itu.

Dulu sekali Hyewon lebih tinggi dengan adiknya, namun sekarang berbeda, Hyewon kalah banding dengan adiknya itu yang sekarang jauh lebih tinggi darinya.

"Kau kembali Hoseok" ucapnya penuh kasih sayang dan berakhir memeluk sang adik lembut

Namun yang di panggil Hoseok hanya diam tak berniat sama sekali membalas pelukan sang kakak, dirinya terlalu benci jika melihat kakaknya bertingkah tak sepantasnya dilakukan seorang wanita, seperti merokok misalnya. Hoseok sungguh membencinya!

Hyewon melepaskan pelukannya dan kini kembali mengusap rambut Hoseok lembut "kakak sungguh merindukan adik kakak ini" ucapnya

"Mengapa kakak?" Tanya Hoseok  sumbang

Hyewon tersenyum "kau masih baru datang istirahat lah dulu" ucapnya sembari mengelus lembut lengan sang adik. Namun Hosook dengan cepat menepis tangan itu kasar membuat Hyewon meringis melihat betapa bencinya adiknya ini padanya sekarang

"Kau berjanji padaku kakak, tapi apa? Selama ini kau membohongi ku" ucapnya parau

"Hoseok-a"

"Aku kembali karena aku yakin jika kakak memang sudah berubah, tapi ternyata masih saja sama, aku menyesal karena telah jauh-jauh pergi kemari hanya untuk melihat kebohongan mu kakak, AKU MENBENCIMU"

"Hoseok maafkan kakak, kakak terlalu senang dan mengambil keputusan yang bahkan kakak sendiri pun tak bisa melakukannya, tapi kakak mohon jangan tinggalkan kakak lagi, kakak begitu kesepian tanpamu hope" mohon Hyewon, namun Hoseok tak menggubris dirinya malah menatap nyalang Hyewon penuh benci dan amarah

"Kakak mohon hiks" kini Hyewon memohon sudah memelas bahkan memegang kedua kaki Hoseok agar hatinya dapat luluh

Hoseok sendiri tak tahu harus apa, dirinya benci melihat sang kakak yang terus-menerus bersikap demikian namun dirinya juga merasa kasihan karena kakak satu-satunya ini begitu kesepian tanpa kehadiran siapapun, hatinya perlahan limbung, luluh melihat sang kakak yang memelas memegang kedua kakinya seolah seperti seorang pelayan memohon pada tuannya. Hoseok tak bisa melihatnya itu akan sangat keterlaluan untuknya.

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Where stories live. Discover now