Part. 21

124 18 0
                                    

Jukyeong sungguh bosan karena terus berdiam diri di rumah tanpa melakukan apa-apa. Jika biasanya dia akan membuat sesuatu seperti cupcake misalnya bersama Seokjin, namun semua gairahnya hilang setelah kepergian Seokjin dua hari lalu.

Dirinya begitu rindu, sampai tak ayal jika dirinya mengkhayal jika Seokjin benar berada di dekatnya sekarang. Terdengar berlebihan memang, namun tak ada salahnya jika merindukan suami sendiri kan? Terlebih ini pertama kalinya Jukyeong di tinggalkan sendiri jauh ke luar negri, apalagi dengan keadaan dirinya yang kini tengah berbadan dua.

Jukyeong mencoba menelepon Jungkook namun pria itu tak kunjung mengangkatnya, dia pasti sedang sibuk dengan kamera dan para modelnya sekarang. Hingga pilihan terakhir adalah pergi ke kantor hanya sekedar untuk menghabiskan rasa bosan yang menjalar pada dirinya.

Hingga butuh waktu sekitar setengah jam menuju kantor sang suami. Jukyeong juga tak lupa membawa bekal untuk Jimin yang kini sedang menggantikan Seokjin di kantor, sekaligus ingin berterima kasih karena mau membantu Seokjin mengurus kantornya saat dia pergi.

Sepanjang koridor menuju ruangan, para pekerja membungkuk dan menyapa Jukyeong ramah. Mereka tahu itu adalah istri dari bosnya Kim Seokjin, Jukyeong membalas mereka dengan senyuman hangat membuat para pekerja pun nyaman dan senang. Setelah sampai di lantai paling atas, Jukyeong merasakan lelah yang teramat sangat, bahkan cabang bayinya terus menendang, sepertinya dia senang karena mengunjungi tempat ayahnya bekerja.

"Huft! Kenapa Oppa meLetakkan ruangannya di lantai paling atas?" Monolognya sembari dengan nada yang sedikit ngos-ngosan.

Detik selanjutnya Jukyeong sedang menelisik di mana ruangan Seokjin berada, hingga ekor matanya melihat sebuah tulisan yang di gantung di atas pintu bertuliskan 'CEO ROOM' yang di tulis beralaskan kayu. Jukyeong berjalan menuju ruangan itu, dan mendorong pintunya. Pertama kali yang Jukyeong lihat adalah keterkejutan Park Jimin yang sepertinya sedang mengerjakan sesuatu. Matanya membulat dengan mulut sedikit menganga, Jukyeong rasa Jimin sangat terkejut karena kedatangannya yang tiba-tiba

"J-jukueong?" Ucap Jimin terbata.

Sungguh Jimin tak menduga jika Jukyeong akan datang hari ini, Jimin juga tak tahu karena alasan apa Jukyeong datang. Jukyeong tersenyum masih berdiri di pintu, lalu kini menutupnya dan berjalan menuju sofa dan mendudukan bokongnya di sana "kenapa kau datang? Eum maksudku kau tidak memberi tahuku kau akan datang" ucap Jimin

Jukyeong terkekeh "aku bosan di rumah sendiri"

"Setidaknya beritahu aku jika kau bosan, aku akan mengajak mu jalan-jalan"

"Entahlah Oppa, saat aku merasa bosan tadi aku hanya terfikir untuk pergi kemari, kurasa anakku yang menginginkannya"

Jimin hanya mengangguk mengerti, detik selanjutnya Jukyeong menyimpan sesuatu di meja sana, tangannya lihai mengeluarkan satu persatu barang yang ada di dalamnya, mulai dari kotak makan, botol minum dan juga sebuah kotak yang berisikan buah-buahan dan dessert

Sementara Jimin berfikir untuk apa Jukyeong mengeluarkan itu semua, apakah ini juga bagian keinginan anaknya? "Makanlah Oppa" Jimin sempat terkejut, lalu detik berikutnya bertanya "bahkan kau membawa bekal untukku?" Jukyeong hanya mengangguk kecil..

Jimin beranjak dari duduknya dan bergabung dengan Jukyeong duduk di sofa yang berada di hadapan Jukyeong "seharusnya kau tidak perlu repot-repot seperti ini Ju" tutur Jimin.

Jukyeong tersenyum "tidak merepotkan sama sekali, lagipula terlalu malas untuk memasak jika aku sendiri di rumah, aku membelinya saat perjalanan kemari tadi" Jimin mengangguk sebagai balasan

"Kau kemari membawa mobil?" Tanya Jimin

"Tidak, aku naik taksi, mana bisa aku membawa mobil yang ada aku hanya akan menabrak pembatas jalan"

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Where stories live. Discover now