Part. 12

218 22 0
                                    

"Apa ini?" Suara nyonya Kim saat menanyakan secarik kertas berisikan deretan abjad dan nomor, keningnya sedikit mengerut saat orang suruhannya membawa sebuah kertas dan langsung memberikan kepadanya

"Nyonya itu adalah alamat di mana orang yang anda cari bekerja" pukas suruhannya yaitu Jang Geun

Nyonya Kim masih menelaah dan bergumam membacakan alamat tersebut" dari mana kau mendapatkannya Jang?" Tanya nyonya Kim

"Aku tidak sengaja bertemu dengannya saat aku hendak mampir ke sebuah kafe, dan saat orang itu datang aku langsung mengikutinya dari belakang tanpa sepengetahuannya, dan setelahnya dia masuk saat berada tepat di depan sebuah studio yang cukup besar" jelas Jang Geun

Nyonya Kim hanya menghela nafas mendengar penjelasan anak buah satunya ini, jika memang itu benar, maka nyonya Kim akan semakin mendekati ruang di mana dia bisa mengambil perhatian seorang Jeon Jungkook, meskipun sang suami menegur, namun hati teguhnya tetap mengatakan jika Jungkook memiliki sebuah kekhususan tersendiri, entahlah tapi saat memandang wajah Jungkook nyonya Kim merasa seperti memandangi keluarga lengkapnya dahulu sebelum kejadian kebakaran itu terjadi. Segala yang ada di diri Jungkook adalah fotocopyan dari semua kenangannya bersama si bungsu dulu.

"Jang Geun bisakah kau cari tahu kembali apa saja yang Jungkook lakukan di sana, maksudku apakah dia bekerja menjadi seorang model atau menjadi fotografer atau yang lainnya"

Jang Geun tersenyum lalu mengangguk "baik nyonya"

"Aku mengandalkanmu"

"Serahkan padaku nyonya"

"Baiklah kau boleh pergi"

"Baiklah aku pamit"

Setelah kepergian Jang Geun, pikiran nyonya Kim menerawang jauh, bagaimana jika memang itu benar? Apakah semua akan baik-baik saja? Lagipula Seokjin dan Taehyung sudah menganggapnya tiada. Mereka sudah membuang angan-angan akan adik bungsu mereka yang pergi. Saat awal-awal kabar itu terdengar di kepala mereka, Seokjin begitu depresi, berhari-hari Seokjin tak makan tak bersemangat melakukan sesuatu, dan yang paling penting tak ada adik bungsu yang tersenyum dengan cengiran lucunya yang selalu dia dapat saat pulang sekolah, begitupun demikian yang di rasakan Taehyung, bahkan Taehyung mengurung diri selama hampir satu Minggu lamanya, dirinya terlalu tertekan dengan kematian adiknya dan juga kejadian kebakaran itu yang tiba-tiba membuatnya menjadi sosok pendiam dan tertutup kala itu.

Kenangan pahit itu terus berputar seperti roda film yang sedang tertayang di layar lebar. Bibirnya bergetar serta lelehan air mata berderai mengikuti alur saat putaran itu terus saja bergemulai di pikirannya.

Drrtt

Suara telepon membuat nyonya Kim yang menangis teralihkan, dalam gawainya terpampang Seokjin yang tengah menelepon masih bergetar menunggu untuk di angkat oleh nyonya Kim, tangannya menekan tombol hijau dan mendekatkan gawai tersebut di telinganya, setelah beberapa menit mendengarkan nyonya Kim membulat sempurna, tangannya menutup mulut yang sedikit menganga sangat terkejut dengan apa yang Seokjin katakan barusan.

"Ibu akan segera kesana" itulah kalimat terakhir nyonya Kim sebelum dirinya beringsut pergi mengambil tas dan juga kunci mobil dengan terburu-buru.

Your Eyes Tell...

Denting jarum jam terdengar nyaring menjadi pengisi di saat suasana yang begitu hening pada ruangan luas tersebut. Jungkook tampak terdiam di ruangan kerjanya, kepalanya disandarkan pada sandaran kursi sehingga membuat kepalanya mendongkak ke atas, menghela nafas kasar kemudian memejamkan mata, tangannya mengurut kecil pelipisnya menyalurkan rasa sedikit lebih rileks.

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant