Part. 2

397 40 0
                                    

Pesta berjalan lancar. Banyak sekali tamu yang datang mulai dari pejabat-pejabat sampai orang biasa. Acaranya sangat meriah dan ramai sehingga membuat dua manusia yang kini sudah menyandang status sebagai suami istri itu kewalahan, hingga sekarang keduanya terlihat sedikit kacau

"Kau pasti lelah, mandi dan istirahatlah duluan" ucap Seokjin yang kini tengah sibuk membuka tuxedo dan juga dasinya

"Tidak oppa lebih baik kau dulu saja, kakiku masih pegal" Seokjin hanya mengangguk dan berlalu pergi ke kamar mandi.

Lihatlah sekarang, hari ini Jukyeong telah berganti status dan berganti marga menjadi bagian keluarga Kim. Sungguh tidak menyangka jika dirinya akan menikah secepat ini. Jukyeong jadi teringat sang ayah. Terlihat sepanjang acara dirinya terus tersenyum luput dalam kebahagiaan menyaksikan anak bungsunya begitu cantik dengan gaun pengantin.

Awalnya Jukyeong ingin meminta Seokjin untuk bermalam di rumahnya saja untuk terakhir kali. Namun niat itu urung saat sang ayah mengatakan jika Jukyeong harus pergi bersama Seokjin. Dia harus terbiasa dengan keadaan barunya sekarang. Mengingat jika keadaan sang ayah yang seperti itu, membuat Jukyeong berat hati untuk pergi meninggalkan nya. Tapi apa boleh buat, istri harus patuh terhadap suami karena surganya sudah berpindah kesana.

Butuh 15 menit untuk Seokjin membersihkan diri. Setelah keluar kamar mandi, dirinya melihat pemandangan yang kurang mengenakan mata, pasalnya sang istri sedang melamun dengan air mata yang terus turun. Tidak tega melihatnya menangis, membuat Seokjin mendekatinya dan menepuk pelan Jukyeong membuatnya kaget dan dengan segera menghapus air matanya

"Kau sudah selesai oppa?" Tanya Jukyeong mengalihkan pembicaraan dia tidak mau jika Seokjin terbebani dengan sikap Jukyeong yang rewel

"Hm" hanya deheman serta anggukan. Selepasnya tangannya mengusap sisa-sisa air mata yang masih terlihat pada kantong mata Jukyeong "kenapa kau menangis hm?" Tanya Seokjin lembut

Jukyeong hanya mengalihkan pandangan tidak mau menjawab "aku tahu berat untuk meninggalkan ayah dalam kondisi seperti itu kan?" Tanya Seokjin lagi membuat Jukyeong beralih memandangnya, air matanya tak bisa ditahan dan lolos begitu saja di sertai anggukan kecil "kita bisa pergi sekarang jika kau masih ingin bersama ayahmu, kita akan tinggal di sana dan merawat ayah bersama" tutur Seokjin

"Tidak oppa, kau tidak perlu khawatir, aku hanya belum terbiasa dengan ini" Jukyeong terlihat meyakinkan namun juga meragukan dalam bersamaan "aku hanya ingin menjadi anak yang baik dan istri yang baik juga oppa, jadi bantu aku untuk menyandang gelar itu" kini ucapannya seperti memohon

Maksud Jukyeong menjadi anak yang baik dan istri yang baik adalah, Jukyeong akan menjadi anak yang baik jika menuruti perintah orang tua dan menjadi istri yang baik dengan memenuhi segala kebutuhan sang suami.

"Baiklah, tapi jika kau ingin pergi jangan ragu untuk bilang padaku ya!" Jukyeong mengangguk kecil lantas Seokjin menarik tubuh yang jauh lebih kecil itu dalam dekapan hangatnya

"Pergilah mandi, setelah itu kita akan makan, aku sudah memesan online tadi" lanjutnya

"Baik oppa" dengan segera Jukyeong pergi ke kamar mandi.

Sambil menunggu pesanan datang, Seokjin membuat teh hijau guna membantu menghilangkan penat.

Ting Tong

Suara bel apartemen berbunyi mengalihkan atensi Seokjin dan kini mencoba membuka pintu. Sementara itu, Jukyeong yang kini sedang berada di kamar mandi merutuk dalam hati kenapa dia seceroboh ini. Jukyeong lupa membawa handuk lalu sekarang bagaimana Jukyeong keluar tanpa handuk? Tidak mungkin jika Jukyeong keluar tanpa memakai busana. Tidak ada pilihan lain selain meminta tolong pada suaminya itu yang kini tengah berkutat mengeluarkan makanan yang baru saja sampai.

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang