Part. 18

181 19 0
                                    

Matahari sudah mulai menyembunyikan diri di ufuk, menghantarkan semburat jingga ke seluruh penjuru. Angin berhembus menerpa helaian wajah sehingga membuat nya bergoyang mengalun mengikuti goyangan angin.

Pikirannya kini berlabuh pada sesosok wanita menyebalkan yang tak gencar mengganggunya, di sisi lain Seokjin harus berfikir keras tentang bagaimana caranya agar Hyewon berhenti untuk mengusiknya dan di sisi lain Seokjin juga harus pintar-pintar menjaga Jukyeong.

"Hyung barusan Jukyeong menelepon" ucap Jimin sembari membawa ponsel menyusul Seokjin yang tengah berdiam diri di roof top

Seokjin menatap Jimin sekilas lalu mengambil alih ponselnya, sementara Jimin ikut bergabung dengan Seokjin, bokongnya dia daratkan di samping Seokjin lalu menghela nafas kasar dan beralih menatap Seokjin yang kini tengah fokus pada gawainya yang sedang di pakainya berbalas chat dengan istrinya.

"Jukyeong sedang hamil dan kau malah enak-enakan di sini"

Seokjin memicing mendengar penuturan Jimin barusan

"Dia kesepian, dan tidak seharusnya kau meninggalkan istri yang tengah hamil muda tuan Kim"

"Diam! Kau berisik!"

"Yak! Apa kau gila huh? Bagaimana jika terjadi sesuatu saat kau tidak ada pada istrimu? Huh aku sungguh tak habis pikir denganmu hyeong!"

Seokjin tak bisa melawan karena memang perkataan Jimin ada benarnya juga, tidak seharusnya Seokjin meninggalkan Jukyeong, apalagi dengan keadaan Jukyeong yang tengah hamil.

Masalahnya adalah Seokjin tak mau jika Jukyeong melihatnya banyak pikiran, itu pasti akan membuatnya khawatir dan akan berpengaruh pada kesehatan janinnya, namun Seokjin juga tak menyadari jika menghindari nya pun adalah prilaku yang salah.

"Kim Hyewon sialan!" Umpat Jimin "kenapa dia senang sekali menganggu kehidupan orang lain aishh!" Seokjin menatap Jimin, sama halnya dengan dirinya sepertinya Jimin pun sama bencinya dengan Seokjin pada Hyewon,.

"Jimin-a"

Jimin menengok

"Menurutmu apa aku harus menuruti Hyewon?" Tanya Seokjin, sementara Jimin mengernyit tak mengerti

"Menuruti Hyewon bagaimana maksudmu?"

Seokjin diam tak langsung menjawab "jangan bilang jika Hyewon mengancammu hyeong"

Seokjin menghela nafas, sementara Jimin menatap asal geram

"Apa dia tahu Jukyeong hamil?"

Seokjin mengangguk "dan dia akan membahayakan istri dan anakku jika aku tak menuruti perintahnya" tutur Seokjin yang semakin membuat Jimin tersulut emosi

"Biar aku luruskan, Hyewon memintamu untuk menuruti perintah mu dengan ancaman akan membahayakan nyawa istri dan anakmu jika kau tak menurutinya begitu?"

Seokjin hanya mengangguk lemah sambil menghela nafas kasar, sementara Jimin giginya bergemelatuk tangannya meninju keras seakan siap melayangkan tinjunya pada orang yang kini benar-benar ingin dia habisi

Jimin berdiri dengan tergesa dan dengan amarah memuncak siap meledak, sementara Seokjin masih diam "dia benar-benar cari mati"

"Sia-sia saja Jim"

Jimin yang siap untuk berjalan pun kini berdalih memandang Seokjin bingung "kau hanya akan di tangkap polisi jika berbuat sesuatu padanya" sergah Seokjin yang masih duduk

"Lalu kau mau menyerah saja begitu?!" Jimin sungguh sudah geram sekarang

"Aku tidak tahu Jim, aku bingung"

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Where stories live. Discover now