Part. 8

239 21 0
                                    

Sorot cahaya mentari berhasil membuat Jukyeong yang masih bergelung dalam selimutnya mengerjap.

Tersenyum kala dirinya masih dalam posisi yang sama, tentu saja dalam pelukan Seokjin, pelukan hangat nan tenang itu Jukyeong dapatkan sepanjang malam.

Seokjin yang masih terlelap, terus saja Jukyeong pandangi, tampan dan sempurna. Kurang apalagi kan? Siapapun pasti akan jatuh pada pesona lelaki bahu lebar itu.

Tak mau membuat Seokjin terbangun, Jukyeong dengan hati melepaskan pelukannya, setelah berhasil terlepas Jukyeong beranjak dari ranjang, dan kini tatapannya kembali jatuh pada Seokjin, tangannya mengusap lembut pipi suaminya

"Kenapa aku egois sekali oppa?" Monolognya sembari tangan yang terus mengusap Seokjin

"Aku terlalu egois sampai-sampai aku tak menyadari perasaanku padamu" lanjutnya.

Sementara Seokjin masih dalam acara tidurnya, dirinya masih enggan membuka mata, Jukyeong tersenyum

"Terima kasih, karena menjadi bagian dari hidupku"

Cup

Satu kecupan Jukyeong daratkan pada kening Seokjin.

Satu menit Jukyeong menempelkan bibirnya pada kening Seokjin, dirinya menjauhkan kembali bibir itu, tak mau jika dia ketahuan Seokjin tentang ini, dengan segera pergi dari sana, berniat untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua, sarapan yang spesial.

Your Eyes Tell...

Setelah butuh 30 menit untuk bersiap, kini Seokjin turun untuk menghampiri Jukyeong yang tengah bergelut dengan alat-alat dapur.

Tap tap

Grep

Dengan gerakan cepat, Seokjin menelusup kan kedua tangannya di perut Jukyeong, membuat Jukyeong terkejut, hampir saja masakan di kompornya tumpah karena kelakuan Seokjin

"Oppa, kau mengagetkanku, untung saja makanannya tidak tumpah ish" gerutunya sambil terus mengaduk makanannya

Seokjin tersenyum masih membelakangi Jukyeong, hidungnya berkali-kali mengendus bau shampo yang Jukyeong kenakan, sementara Jukyeong merasa geli akan hal itu

"Aishh oppa hentikan"

"Kenapa hm?" Seokjin dengan suara beratnya

Jukyeong mematikan kompor dan kini berbalik menjadi menghadap Seokjin, rangkulan Seokjin masih belum terlepas, wajah mereka begitu dekat sehingga bisa merasakan nafas masing-masing, saling bersirobok sampai....

Cup

Satu kecupan singkat di kening Jukyeong berhasil Seokjin daratkan, membuat Jukyeong tersenyum dan menunduk malu.

"Aigo, kenapa istriku ini lucu sekali hm?" Goda Seokjin yang semakin membuat Jukyeong menunduk, pipinya memanas, sepertinya semburat merah berhasil tercetak di sana

Seokjin dengan tangannya pun meraih dagu Jukyeong, mencoba membuat nya mendongkak menatap mata hitam itu, Jukyeong kelabakan, hatinya tak karuan berbunga-bunga. Saat Seokjin mulai mendekatkan wajahnya, Jukyeong buru-buru menghindar, beralih pada makanan yang masih tersedia di atas wajan.

"O-oppa duduklah, aku belum selesai" ucapnya terbata

Seokjin tahu Jukyeong malu, dan sekarang dia gugup, memilih menuruti sang istri, kini Seokjin memilih untuk mendaratkan bokongnya di kursi meja makan, matanya tak lepas dari obisidan Jukyeong yang tengah sibuk menyiapkan sarapan, kedua tangannya dilipat di depan dada, kakinya kirinya dia tumpangkan di atas kaki kanan.

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora