Part. 22

130 16 0
                                    

"maafkan aku sayang" suara Seokjin menguat di telinga Jukyeong lewat ponsel yang kini menjadi alat untuk mereka bisa berkomunikasi setiap harinya.

Jukyeong sudah menantikan hari ini, di mana Seokjin akan pulang dan Jukyeong sudah menyiapkan semuanya, mulai dari makanan sampai kamar yang dia desain sedemikian rupa untuk menyambut sang suami tercinta, terlihat berlebihan memang, namun Jukyeong suka. Tapi semuanya sirna dengan sekejap, harapan Jukyeong ingin ditemani Seokjin kandas kala suaminya itu mengabari jika kepulangannya hari ini di tunda karena pekerjaannya, kecewa memang namun mau bagaimana lagi.

"Sayang"
. Jukyeong masih terdiam, cukup sesak untuknya sekedar bernafas, dirinya benar-benar kecewa.

Jukyeong menarik nafas panjang, mencoba mengendalikan emosi dan tangisnya yang akan pecah "jadi kapan kau akan pulang Oppa? Kuharap kau tidak terlalu lama di sana" ujar Jukyeong dengan nada sedikit bergetar

"Akan ku usahakan pekerjaan ku selesai secepatnya" ucap Seokjin meyakinkan

"Mm baiklah, cepatlah pulang bayi kita merindukan ayahnya"

"Tentu sayang"

Hening, namun panggilan itu masih tersambung, mata Jukyeong melirik makanan yang tertata rapih di meja makan, menunya banyak sekali, sengaja untuk menyenangkan hati suami. Namun ternyata Jukyeong salah bertindak, karena ini semua, Jukyeong harus menelan kekecewaan.

"Bagaimana bayi kondisi bayi kita?"

"Akhir-akhir ini dia sangat aktif,  terus menendang perutku saat aku sedang beraktifitas, aku rasa dia menyukainya"

"Benarkah?"

"Mm, sesekali dia juga merengek meminta hal-hal yang tidak mungkin bisa di dapat"

"Seperti apa?"

"Meminta ice cream saat jam dua pagi, itu sangat tidak mungkin jika aku sendiri"

Orang yang berada di sebrang sana terdiam, lalu terdengar helaan nafas dari mulutnya "maafkan aku"

"Berapa kali kau meminta maaf hari ini Oppa, sudahlah"

"Mm"

"Tiba-tiba saja aku ingin ke toilet, aku rasa cukup saja sampai di sini Oppa"

"Mm, baiklah jaga kesehatanmu, aku mencintaimu istriku, sangat mencintai mu"

"Aku juga mencintaimu Oppa, sudah ya! Aku putus teleponnya"

"Baiklah istriku yang cantik, bilang pada bayi kita jika aku akan segera pulang dan membawakannya banyak hadiah"

Jukyeong terkekeh "baiklah Oppa, aku akan mengatakannya nanti, sampai jumpa"

Tut!
Telepon di matikan oleh Jukyeong, setelah nya Jukyeong menghela nafas, sebenarnya alasan dia mematiian telepon bukan karena benar-benar ingin pergi ke kamar mandi, entahlah, Jukyeong terlalu kecewa sehingga mendengar suara Seokjin dari jauhpun dia tak sanggup dengan begitu dia memilih untuk mengakhiri panggilan dan kini tengah menangis di tengah kekecewaannya.

Your Eyes Tell...

Setelah telepon dimatikan oleh Jukyeong, Seokjin benar-benar merasa bersalah, dia tahu betul jika Kiky sudah pasti kecewa dengannya sekarang.

Jika bukan karena Hyewon yang tiba-tiba jatuh sakit, Seokjin sudah tidak mau lagi tinggal di sini, dia ingin segera pulang dan bertemu istrinya. Seokjin memaksa Hyewon untuk pulang saja ke Korea supaya dia bisa di rawat dengan baik oleh para asistennya di sana, namun Hyewon menolak keras dan memilih menetap di negara matahari tersebut karena baginya ini merupakan momen yang menguntungkan.

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Where stories live. Discover now