Part. 24

118 20 3
                                    

Hari ini Jukyeong pergi untuk konsultasi kandungan, dia tidak sendiri, tentu saja dia bersama Jungkook yang rela meninggalkan pekerjaannya hanya untuk mengabtar Jukyeong dan memastikan jika Jukyeong baik-baik saja. Tadinya Jukyeong menolak, namun Jungkook terus memaksa dengan dalih 'aku tidak mau terjadi sesuatu pada kakak iparku jika kau pergi sendiri, bisa marah nanti hyeongku' dan mau tidak mau Jukyeong pergi dengan Jungkook.

Enam bulan sudah usia kandungannya, perutnya pun semakin membuncit, menonjol keluar, dokter kandungan bilang jika kondisinya baik-baik saja, dan itu sangat membuat Jukyeong senang.

Jukyeong dan Jungkook kini berjalan beriringan menuju rumah yang sudah ada di depan mata, mereka tertawa dan bercanda ria mengingat masa lalu mereka yang sungguh menggelitik, lucu!

Hingga tiba akhirnya mereka sampai di depan pintu, Jukyeong membuka pintu, dan saat pintu itu dibuka, Jukyeong sedikit terkejut begitupun Jungkook yang berada di belakangnya mematung melihat Seokjin yang sudah berdiri berhadapan dengan mereka berdua. Jukyeong tersenyum, bahagia karena kedatangannya, sementara Jungkook pun ikut bahagia karena dia bisa bertemu dengan hyeong nya yang sangat menyayanginya dulu

"Oppa" cicit Jukyeong

Sementara itu Seokjin menatap Jungkook, menahan amarah memuncak kala melihat wajah itu ingin saja menonjok dan membuatnya babak belur, namun satu hal yang Seokjin pun tak ingin melakukan itu, karena lelaki dengan gigi kelinci yang kini berada di depannya adalah adiknya.

..

Sesampainya di Korea, Seokjin langsung saja pergi menuju rumahnya, namun di tengah perjalanan ibunya menelepon dan meminta untuk pergi ke rumahnya yang dulu.

"Hallo Bu"

"Sayang kapan kau pulang?"

"Aku sudah di Korea Bu"

"Wah benarkah? Lalu kau di mana sekarang?"

"Di jalan menuju rumah"

"Kebetulan sekali, bisakah kau mampir ke rumah sebentar ada sesuatu yang ingin kami tunjukkan padamu"

"Baiklah aku kesana"

Tut

Panggilan dimatikan oleh Seokjin.

Sejujurnya dirinya sedang tidak bergairah apapun untuk hari ini setelah melihat beberapa pesan dari orang yang tak dikenal, pikirannya masih tak bisa lepas dari sana karena memang alasan dirinya pulang pun memang karena itu. Seokjin berfikir jika ini adalah permainan Hyewon, namun tidak mungkin jika ini permainan Hyewon kenapa tidak dia tunjukkan saja sendiri fotonya. Lalu siapa orang itu? Siapa orang yang mengiriminya pesan yang membuat mood nya buruk seketika.

Seokjin percaya jika Jukyeong menjaga dirinya dengan baik, dia juga pasti tidak mungkin mengkhianatinya, namun sebesar apapun kepercayaan nya nyatanya itu kalah dengan rasa curiga dan emosi yang meluap-luap dalam diri Seokjin. Setidaknya Seokjin butuh bukti yang jelas untuk semua ini.

15 menit berlalu

Kini Seokjin sudah sampai di rumah keluarga Kim, dirinya di sambut oleh ibunya di sana, di suguhkan berbagai makanan dan kudapan kesukaan Seokjin. Namun tak mau menunggu lebih lama, Seokjin meminta sang ibu untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"Katakan Bu, aku harus segera pulang Jukyeong menungguku" gerutu Seokjin

Nyonya Kim tersenyum "kau ingat bungsu kita?"

"Sudah Bu aku tidak ingin membahasnya"

Ya memang, begitulah Seokjin, dirinya akan sangat sedih jika mengingat kejadian itu, makanya dia selalu ogah-ogahan jika siapapun mulai membicarakan tentang Jungkook

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang