prolog

1.1K 53 1
                                    

Bagaimana rasanya jika melihat sang ayah yang tengah sakit lalu berkata "umur ayah sudah tidak lama lagi" pastinya terpukul bukan?

Dan itulah yang dirasakan oleh Bae Jukyeong ketika ayahnya yang begitu disayangnya mengatakan demikian padanya. Pilu dan hancur. Itulah yang dirasakannya. Air matanya terus mengalir turun melihat sang ayah yang tak kunjung berubah sejak terakhir kali.

Sedikit tentang Jukyeong, dia merupakan putri kedua dari pasangan Bae JInyoung dan Bae Suzy. Jukyeong memiliki seorang kakak perempuan bernama Bae Irene yang kini sudah menikah dan tinggal di Daegu bersama dengan suaminya. Ayahnya merupakan hakim tersohor Korea, tidak hanya itu, Bae Jinyoung juga memiliki perusahaan yang berjalan di bidang properti, kosmetik dan makanan ringan dan sudah memiliki ratusan cabang perusahaan. Dan perusahaan itu bernama 'BaeFuture'. Sedangkan sang ibu merupakan mantan seorang model nasional. Jukyeong baru saja lulus kuliah jurusan Designer 5 bulan lalu dan kini usianya 21 tahun.

Jukyeong merupakan anak yang penurut dan sangat menyayangi keluarga. Jika banyak wanita di luaran sana seumuran Jukyeong menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, Jukyeong lebih memilih untuk mengurus sang ayah yang sudah dua tahun ini hanya terbaring di kasur kamarnya.

Ayahnya divonis mengidap kanker otak tingkat akhir dan gangguan paru-paru sejak dua tahun yang lalu. Setelah mendengar itu, Jukyeong benar-benar terpukul. Pasalnya tidak ada tanda-tanda jika sang ayah mengidap penyakit tersebut membuat semua orang terkejut bukan main. Nmaun Jukeong mencoba tegar tidak ingin memprlihatkan kesedian dimata sang ayah yang nantinya akan khawatir padanya dan itu akan membuat kondisinya semakin menurun.

Dan kini seperti biasa, Jukyeong mengantarkan makan siang beserta obat karean sudah waktunya. Awalnya biasa saja tidak ada sama sekali perasaan sedih atau apapun itu. Namun setelah sang ayah mengatakan demikian, Jukyeong sangat terpukul ingin mati rasanya,

"Ayah tidak seharusnya berkata seperti itu! Ayah pasti sembuh aku yakin sekali tuhan pasti mengabulkan doa-doaku untuk ayah" Jukyeong menggenggam tangan sang ayah yang sudah seperti tinggal tulang. Penyakit itu tidak hanya mengikis kekuatan sang ayah, namun juga berat badannya.  Tak kunjung tenang, Jukyeong memeluk ayahnya yang sedang berbaring dan menumpahkan semua kesedihannya di sana "Ayah pasti sembuh, ibu juga bilang seperti itu hikss.." racaunya. Sang ibu menghampiri dan membelai rambutnya. Sementara ayahnya tak bisa berbuat apa-apa, sungguh sakit melihat putri kesayangannya menangis tersedu-sedu seperti itu.

Sudut mata tuan Bae juga mengeluarkan buliran air mata begitupun sang istri yang kini menatap sendu sang suami. Lama menatap sang istri, Suzy mengangguk mantap untuk apapun yang akan tuan Bae putuskan untuk Jukyeong.

"Sudah jangan menangis. Bangun dan tatap ayah" tutur tuan Bae. lalu Jukyeong bangkit dan menatap lekat sang ayah. Sama seperti dulu tatapan teduh sang ayah bisa membuat seorang Jukyeong tenang "maafkan ayah nak. Ayah tidak bermaksud membuatmu sedih" ucapnya sembari tangannya mengelus lembut pipi Jukyeong "ayah hanya ingin meminta sesuatu padamu sebelum ayah benar-benar tiada" Jukyeong kembali meluncurkan air mata menatap sang ayah "dengar! Ayah ingin melihatmu menikah sebelum ayah pergi. Jadi ayah sudah memilihkan jodoh untukmu. Maaf tidak memberi tahumu sebelumnya" tutur kembali sang ayah.

Apa ini? Ayahnya berkata jika dia akan tiada dan sekarang dia ingin Jukyeong menikah bahkan sudah ada jodohnya. Kesal? Tentu saja, pasalnya ini terlalu menddak.

"Ayah akan sangat senang jika melihatmu berjalan di altar bersama calon suamimu" Jukyeong semakin tidak tega jika harus menolak permintaan sang ayah jika sang ayah memang jauh-jauh suuuudah membayangkan ha itu "dan ayah akan sangat senang bisa menggendong cucu darimu" lanjutnya.

Jukyeong masih terdiam tak tahu harus merespon seperti apa, tapi dia juga tidak mau sang ayah terluka "apa ayah menginginkan aku menikah dalam waktu dekat?" Tanya Jukyeong dan ditanggapi anggukan dari sang ayah.

"Tapi ayah tidak akan memaksa jika kau tidak mau" ucapnya lemah sambil tangannya yang terus mengelus pipi sang anak.

Jukyeong menggeleng lalu beralih menatap tuan Bae dengan penuh keyakinan "tidak ayah, aku setuju. Apapun asalkan ayah bahagia" tuturnya. Mulutnya mungkin bisa berkata demikian, namun jauh dalam lubuk hatinya dia benar-benar belum siap dan ingin saja menolak.

Sang ayah teresnyum lalu menatap sang istri bahagia "terima kasih nak" ucapnya.

Sementar JUkyeong tersenyum terpaksa tidak mau jika ayahnya melihat kekecewaan dalam dirinya.

Say Hallo again! 

Selamat datang dengan cerita pertamaku dengan karakternya ms ganteng... huhu sneng banget setelah di akun yang lama aku hapus dan sekarang up lagi di akun yang baru ini. semoga aja klaian tetp baca cerita aku ya waaluun aku harus ngecewain kalian, maaf banget lho readers ku huu..

pokoknya aku ucapin terimah kasih buat yang udah apresiasi cerita aku ini. moga aja kedepannya lebih baik lagi dalam hal penulisan, aku akuin ini masih acak-acakan, maklum aja ya aku juga dalam taahp belajar, dan kita sama-sama belajar.

see you for next page! 

love you banyak-banyak pokoknya buat kalian...

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang