Part. 29

139 19 2
                                    

Sepertinya hari ini Seokjin memang khususkan jika waktunya hanya untuk dirinya dan Jungkook saja, itu terbuktikan saat Jukyeong datang untuk bergabung bersama mereka, namun berakhir dengan pengusiran lembut dari suami yang berkata 'sayang, maafkan aku tapi ada urusan penting yang harus kami bicarakan, hanya kami berdua' dan mau tidak mau memang Jukyeong harus meninggalkan mereka berdua. Apalagi Seokjin memang belum sempat atau mungkin kemarin dia enggan untuk menyambut atau sekedar berbicara layaknya adik-kakak bersama Jungkook.

Kedua sedarah itupun kini tengah duduk di balkon kamar Jungkook, ditemani es jeruk dan sedikit kudapan. Banyak sekali yang ingin Seokjin tanyakan dan bicarakan pada Jungkook bahkan saking banyaknya Seokjin sampai pusing sendiri dengan pikirannya yang bergelut memilih untuk membicarakan apa, sementara Jungkook masih sedikit canggung berdua dekat dengan sang kakak, padahal kemarin saja dia berani menghadapi kakak yang satunya ini, tapi sekarang keadaannya berbeda.

"Jungkook"

"Hyeong"

Panggilan keduanya bersamaan, membuat keduanya menoleh saling menatap lalu saling melempar senyum. Jungkook menggaruk tengkuk yang tak gatal karena jujur dia canggung sekali "hyeong, kau saja duluan" ucapnya sambil tangan menunjuk-nunjuk Seokjin

Seokjin tersenyum dengan senyum menawannya "banyak hal yang terus terngiang di kepalaku saat aku pertama melihat mu" ujar Seokjin, Jungkook hanya menatap Seokjin khidmat, siap mendengarkan apapun keluh kesah yang dikatakan kakaknya.

"Awalnya aku menyangka jika ibu membual dan berkhayal, namun ternyata aku yang salah_

Aku begitu terkejut saat kau benar-benar berdiri di hadapanku tempo hari, bahkan saat itu aku ingin sekali memelukmu dan berkata 'terima kasih sudah kembali pada hyeong' tapi keegoisan ku lebih mendominasi, bahkan menuduhmu yang tidak-tidak dengan istriku, maafkan aku" Seokjin berbicara dengan nada yang sedikit bergetar dan mata yang berkaca-kaca, Jungkook mengerjapkan mata mencoba untuk tidak menangis saat melihat kakaknya yang kini sudah meluncurkan air mata.

Seokjin mengatur nafas untuk kembali fokus dan berhenti menangis, kedua tangannya mengusap matanya yang sudah berair "aishh kenapa aku menangis" tuturnya sambil terus mengusap air mata yang tersisa di pipinya

Jungkook tersenyum "menangis hal lumrah untuk makhluk hidup hyeong, tidak usah malu" ujar Jukyeong yang berhasil mencarikan suasana, Seokjin tersenyum menanggapi reaksi sang adik.

"Kau benar Jungkook-a" ujarnya lalu kembali terkekeh kecil untuk keduanya.

"Dulu sekali kau masih sangat kecil, bahkan kedua tangan kami masih mampu untuk mengangkat mu ke udara, tapi sekarang, lihatlah! Bahkan tubuhmu lebih berbentuk dibanding hyeong dan juga Taehyung" Seokjin kembali berujar

"Tentu saja olahraga hyeong" celetuk Jungkook, Seokjin kembali tersenyum, dirinya melamun, matanya memandang acak seakan mengingat kembali kejadian di mana rumah mereka hangus terbakar.

"Saat kepergian mu hyeong begitu depresi sampai-sampai hyeong ingin saja mengakhiri hidup_

Hyeong tidak sanggup jika harus kehilangan mu saat itu, hyeong, Taehyung, ibu dan ayah begitu menyayangimu sampai kami membuat nama panggilan 'bungsu kami' dulu, lucu bukan?_

Namun yang paling aku tak percaya adalah jika jasadmu tak ditemukan, sehingga membuat hyeong meraung-raung sepeti orang kesetanan saat itu, hyeong kekeh menginginkan kau kembali sampai tak ayal hyeong melukai diri hyeong sendiri agar kau kembali"

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Where stories live. Discover now