Seokjin berhenti melangkah, lalu kini menatap Jukyeong yang juga menatapnya

"Ah, m-maksudku itu_

"Aku sudah tahu semuanya"

"Benarkah?"

Seokjin hanya mengangguk

"Kapan?"

"Saat aku pulang, ibu menyuruhku mampir dan dia embicarakan semuanya"

"Syukurlah"

Jukyeong ingin kembali bertanya, namun Jukyeong tak yakin jika pertanyaan ini akan membuatnya marah atau tidak.

"Oppa"

"Yes darling"

"Apa kau bahagia dengan itu?"

Seokjin kembali mengambil berhenti melangkah menghembuskan nafas kasar, laku kembali melangkah tanpa menjawab pertanyaan yang Jukyeong berikan, sedangkan itu Jukyeong merasa sangat bodoh karena sialnya bibir nya itu menanyakan hal semacam itu padanya

"Oppa?"

"Sayang"

"Tidak jadi"

Keduanya kini sampai di kamar, Seokjin akui memang lelah mengangkat Jukyeong dan membawanya ke lantai atas, nafasny ngos-ngosan keringatnya bercucur dari pelipisnya.

"Sudah aku bilang aku berat, kau tak mendengarkan!"

Cup
Tak mau lama-lama, Seokjin mengecup bibir itu tak hanya mengecup namun juga melumat memporak-porandakan isinya, manis adalah definisi bibir Jukyeong untuk Seokjin, begitu candu dan memabukan.

"Tidakkah seharusnya kau diam saja sayang, untuk saat ini lupakan hal lain, karena aku hanya ingin malam ini tentang kita berdua" ucapnya sebelum akhirnya Seokjin menindih Jukyeong

Your Eyes Tell...

"Oppa kau belum siap-siap?" Tanya Jukyeong saat Seokjin turun memakai kaos putih oblong, Seokjin menyinggung senyum lalu memeluk Jukyeong yang menatapnya tengah bengong,.

Seokjin menyembunyikan kepalanya pada ceruk leher Jukyeong, mengendusnya dan mengecupnya membuat Jukyeong terperanjat menahan geli "Oppa" tetap tak menyaut masih dengan aktifitas nya menyusup di telinganya, merasa sedikit kesal karena di abaikan pada akhirnya Jukyeong berteriak memanggil Seokjin dengan nada meninggi "OPPA!" teriaknya.

Barulah Seokjin berhenti dari acara menyusupnya, tangannya masih enggan lepas dari pinggang istrinya, mata keduanya saling menatap, mengunci satu sama lain seolah-olah mata menjadi alat komunikasi untuk mereka saat ini.

Cup
Seokjin mengecup bibir Jukyeong sekilas, sementara Jukyeong diam memberengut kesal "yak Oppa!"

Seokjin malah ikut memberengut, bibirnya maju untuk menyamakan ekspresi nya dengan sang istri, wah! Seokjin ini tak tau jika ibu hamil sangat sensitif malah memancing-mancing.

Jengah dengan sikap Seokjin yang sedari tadi tidak kau menjawab, Jukyeong memilih untuk kembali ke aktifitasnya memasak "ah sudahlah! Oppa menyebalkan" ucapnya sambil menghentakkan kaki di lantai.

Seokjin tersenyum, lalu menyusul Jukyeong untuk kembali Seokjin peluk, Jukyeong tahu Seokjin mengikutinya dan itu membuat nya kesal, Jukyeong berbalik menatap Seokjin penuh dengan kekesalan

Ctak!

"Akh!" Seokjin meringis saat Jukyeong menjitak dahinya lumayan kasar

"Rasakan!" Sungut Jukyeong lalu kembali ke posisi awalnya

"Aishh tangannya kecil, tapi jitakannya seperti jitakan raksasa, aw dahiku!" Gumam Seokjin yang masih terdengar oleh Jukyeong

"Jadi Oppa menyamakan ku dengan raksasa huh?!"

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Where stories live. Discover now