42

3.7K 536 165
                                    

"Anyeonghaseyo... Selamat pagi, Nona. Apakah anda membutuhkan sesuatu? Kami memiliki menu sarapan Korean juga western, jika anda berminat?" tanya seorang pramugrari kepada Lisa setelah pesawat tujuan Korea-Thailand itu lepas landas.

Lisa yang mendapat tawaran itu, memilih untuk menanyakan kepada Jennie lebih dulu.

"Sayang, kau ingin makan sesuatu? Kita hanya sempat meminum ice milk saja tadi. Kau pasti lapar."

Jennie lantas mengangguk bersama jawabannya. "Boleh. Untuk western, apa yang tersedia?"

Pramugari yang juga mendengar pertanyaan tersebut, kemudian menjawab. "Kami memiliki mashed potato with chicken curry. Juga ada american breakfast menu dengan optional sandwich beef rasher with mushroom sauce, atau yang paling sederhana scramble egg dan beef sausage. Seperti biasa dilengkapi pilihan frenchfies atau cheeseburger."

"Hmm, untuk mashed potato apakah ada optional dengan lamb curry?"

"Joesonghamnida, Nona. Untuk beef dan lamb curry hanya tersedia di kelas bisnis."

Mendengar jawaban dari pramugari, seketika membuat Lisa berada dalam perasaan tidak enak kepada Jennie. Sebab kelas pesawat yang mereka ambil, ia hanya bisa membayar dengan kelas ekonomi.

"Aaa... Oke-oke. Kalau begitu, berikan aku mashed potato with chicken curry saja."

"Aghesimnida. Bagaimana dengan anda, Nona?"

Kali ini pramugari melempar pertanyaannya kepada Lisa.

"Eum, samakan saja."

"Aghesimnida. Ada tambahan lain, untuk minuman?"

"Apple juice. Kau mau apa, Hon?"

"Samakan saja." Lisa memilih jawaban yang sama untuk kedua kalinya.

"Ne. Mohon ditunggu sebentar, Nona."

"Okay."

Setelah kepergian pramugari tersebut, Lalisa tiba-tiba langsung mengungkapkan sesuatu yang mengganjal perasaannya.

"Mian, J. Aku hanya bisa membeli tiket ekonomi saja untuk kita."

"Eoh? Hey, apa yang kau pikirkan, LiLi? It's absolutely doesn't matter to me. Aku hanya sekedar menanyakan pilihan menu saja, sayang. Bukan berarti aku-,,,"

"I know... It's fine." Lisa memotong ucapan Jennie dengan senyumannya yang sedikit dipaksakan. Tapi Jennie tahu, reaksi itu masih sarat akan ketidaknyamanan Lisa pada keadaan ini. Sang pacar sedang insecure level akut padanya.

"No, you're not, Hon. Listen..."

Kim Jennie lantas meraih jemari Lisa untuk digenggamnya. Dan si Manoban itu tentu saja bersiap mendengarkan.

"Aku sudah memilih untuk ikut denganmu sekarang. Itu artinya, aku juga sudah siap menerima banyak hal yang akan kita lakukan bersama, dalam situasi apapun juga dimanapun. Dan jujur saja, aku tidak pernah seyakin ini. Jadi kau tidak perlu mencemaskan keadaanku. Yaa, mungkin aku tidak cukup baik dalam mengendalikannya nanti. Sometime, maybe i will get angry with something. Dan seperti biasa kau akan bersabar menghadapiku. Tapi bukan berarti hal itu membuatku menarik diri atas keputusanku. Percayalah, aku benar-benar akan belajar menjadi apa yang seharusnya, yaitu tidak menyusahkanmu. Tentunya, agar calon ibu mertuaku bisa cepat memberikan restu."

Lalisa hampir tergelak mendengar pernyataan yang terakhir. Apalagi Jennie mengutarakannya dengan sikap yang sangat percaya diri beserta ekspresi menggemaskan andalannya.

Deal?Where stories live. Discover now