4

3.9K 657 142
                                    

13.50 KST

"Maaf Nona, kemana aku harus mengantar anda?"

Jennie terdiam sejenak. Baru menyadari sudah lima belas menit berlalu ia duduk di kursi penumpang dalam sebuah taksi, namun belum mengatakan kepada sang sopir kemana tujuan ia pergi.

"Art Musee." jawab Jennie akhirnya menyebutkan sebuah nama galeri seni favoritnya.

"Baik, Nona."

Jennie POV.

Aku terpaku menatap pemandangan siang hari di kota Seoul dalam perasaanku yang begitu kacau.

Selepas rapat yang diadakan secara mendadak oleh Haein Oppa, aku praktis langsung meninggalkan kantor tanpa berpamitan pada siapapun.

Aku begitu marah dan kecewa atas keputusan yang Oppa buat untukku dan timku.

Kenapa dia bisa melakukan hal itu padaku?

Aku tidak tamak akan jabatan. Tapi bagiku keputusan tersebut sungguh tidak relevan.

Atas dasar apa dia menurunkan jabatanku, dan bahkan mengganti posisiku dengan seorang mantan anak magang yang baru resmi mendapat kontrak kerja sebulan.

Ya. Aku bahkan baru tahu jika Lisa sempat magang di Rainbow selama dua minggu untuk melengkapi kebutuhan penelitian dalam proposal tesisnya.

Hingga akhirnya dia benar-benar bekerja disana sambil menuntaskan program magisternya.

And for God sake, dalam kurun waktu hanya satu bulan kini dia menggeser posisiku sebagai supervisor dengan begitu mudahnya.

Who the fuck are you, Manoban?!

Kupikir dia hanya seorang bocah yang belum memiliki pengalaman apapun dalam dunia kerja. Namun tanpa disangka dia seperti ular berbisa yang memangsa dengan cara halus dengan triknya.

Apakah dia benar-benar selicik itu?

Setelah permusuhanku dengan kakakku sendiri yang sudah menjadi rahasia umum di kantor, kurasa kebencianku kini lebih besar tertuju pada gadis itu.

Dia dengan karisma yang dimilikinya seperti memperdaya semua orang. Kemudian berlindung lewat senyum ramah dan cantik bagai barbie.

Gadis itu disukai pria dan wanita, yang membuat posisinya diuntungkan dalam segala hal.

Aku tidak suka.

Apakah Haein Oppa juga menyukainya?

Setelah aku hampir selalu terbakar melihat dia yang bersikap manis terhadap Eonnie, mungkinkah aku juga perlu mencurigai sikapnya pada Lalisa?

Sialan!

Kuhentakkan kepalaku pada kursi. Pertanda rasa jengkel sudah begitu mendominasi.

Dia pasti sengaja mencuri perhatian semua orang dengan bertingkah sok baik.
Termasuk kepada Haein Oppa. Agar karirnya cepat naik dikantor.

Aarggh!

Kepalaku benar-benar penat memikirkan hal itu.

Bagaimana mungkin aku bisa tetap bekerja disana setelah apa yang baru saja kuterima beberapa saat yang lalu?

Karirku telah berantakan.

Haein Oppa tidak simpatik lagi padaku.

Eonnie semakin diatas angin dengan banyak project yang sedang ia tangani.

Dan aku menjadi bawahan bocah itu?

God! Kutukan apa yang sedang menimpa hidupku?

Hollyy shiitt!!

Deal?Where stories live. Discover now