5

4.2K 649 109
                                    

07.35 KST, at Jennie's Room.

Jennie POV.

Pagi ini aku bangun lebih pagi dari biasanya.
Kupikir hari ini aku justru tidak berniat sedikitpun untuk membuka mata, dan hanya akan meringkuk seharian diatas ranjangku yang nyaman, merasa tak ada yang perlu kukerjakan.

Ya, tentu saja hal itu yang akan dilakukan bagi pegawai yang baru saja turun jabatan, dan bahkan berpotensi akan dipecat secara tidak hormat.

Itu berlaku juga padaku, semula.

Tapi yang terjadi pagi ini, aku bangun dengan perasaan yang lebih baik setelah mendengar penuturan si gadis populer itu tadi malam.

Dia memberiku keyakinan, jika keadaan saat ini tidak seburuk yang kubayangkan. Dan justru akan memburuk jika aku bertindak gegabah dengan mengandalkan emosiku.

Maka semua perkataannya itu, membuatku berpikir semalaman jika yang kulakukan sekarang bukanlah menyerah. Mengakui kekalahan bukanlah gayaku. Bukan karna aku tidak sportif, tapi siapa yang terima diperlakukan tidak adil?

Tidak adil karna sanksi yang Haein Oppa berikan padaku sungguh berlebihan.
Dan tentu saja akan kubereskan kekacauan ini satu persatu, sampai posisiku kembali lagi padaku.

Kulirik jam yang sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.
Oke, sudah saatnya aku berangkat menuju kantor.

Tubuhku lantas beranjak bangun dari kursi meja rias, setelah memastikan jika penampilanku pagi ini cukup sempurna untuk kategori pegawai yang dianggap sedang frustasi.

Dan sebelum akhirnya aku benar-benar keluar dari kamar tercintaku, kusempatkan pada mata kucingku untuk melirik sebuah lukisan yang tergantung pada dinding disudut kamar.

Langkahku lantas mundur kembali untuk menatapnya.

Itu adalah lukisan milik Lili yang berhasil kubeli

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Itu adalah lukisan milik Lili yang berhasil kubeli.

Tuan Chen yang bertanggung jawab menjaga lukisan di galeri Art Musee berniat menyimpannya dirumah sebab Lili meninggalkannya begitu saja dipintu lobi gedung itu.

Dan sejak pertama aku melihatnya, aku sudah jatuh cinta pada lukisan ini.

Siluet seorang wanita yang termenung seolah tengah terkungkung dalam dirinya sendiri, yang diibaratkan seperti seekor merpati yang terjebak dalam sangkar.

Dan disinilah, kejeniusan Lili yang ia tuang pada garisan cat diatas kanvas.
Sangkar merpati itu tak ubahnya isi pikirannya sendiri yang sulit bebas.

Lili seolah ingin menunjukkan bahwa kegagalan, keterpurukan, kehancuran dan semua kerugian yang sedang kita alami, akan menetap lama dalam diri jika kita memilih untuk tetap mempertahankannya, bukan malah membuangnya.

Manusia selalu memiliki banyak pilihan.
Kau bisa menjadi apapun yang kau mau.
Memilih warna apapun yang kau suka.
Tidak ada batasan. Karna kau berhak atas dirimu sendiri.

Deal?Where stories live. Discover now