3

3.8K 677 136
                                    

18.01, at Kim's House.

Sebuah motor besar baru saja berhenti dirumah milik keluarga Kim.

Lisa, yang menjadi pengemudinya kini mematikan mesin motornya tersebut. Dan Jennie langsung bersiap turun dari jok belakang.

Diperhatikannya gerakan supervisor senior itu dengan hanya menggunakan ujung matanya. Ia merasa sungkan untuk menatap Jennie secara langsung.

Klik!

Bunyi key lock dari helm yang Jennie kenakan baru saja ia buka. Si wanita Kim segera melepaskannya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Lisa. Gadis jangkung dengan rambut panjang seperti barbie itu kini membuka helmnya, dan mulai berani memandang Jennie yang terlihat akan menyerahkan helm miliknya.

"Thank you." ucap Jennie singkat seraya menyodorkan helm yang baru saja ia pakai.

"You're welcome, Miss." jawab Lisa kemudian bersamaan dengan gerakan tangannya yang menerma helm tersebut.

Tanpa banyak kata, Jennie langsung melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Lisa.

Tapi baru dua kali melangkah, tiba-tiba wanita itu berbalik badan kembali.

Lisa mengerutkan kening penuh tanya. Terlebih lagi saat akhirnya Jennie benar-benar kembali dan berdiri didepannya.

"Yes, Miss?"

"I have a question for you."

"Okay."

"Sebenarnya apa tujuanmu datang ke kantorku?"

"Sorry?"

"You definetely hear me."

"Yes. But, i just don't understand. Is that a problem?"

Jennie mulai mendengus kali ini. "Tidak bisakah kau bekerja dengan normal?"

"What do you mean?"

"Kau sungguh menyebalkan dengan kejeniusanmu itu."

Lisa masih menampilkan mimik bingung atas pertanyaan random yang Jennie ajukan sejak tadi.

"Kenapa kau harus mengeluarkan seluruh keahlianmu dalam melobi semua klien, sampai tak satupun tersisa untuk timku?"

Si Manoban tetap terdiam membiarkan Jennie mengeluarkan keluhannya.

"Kakakku bahkan bukan apa-apa jika tanpa kalian, terutama kau."

Namun kalimat terakhir Jennie barusan mulai menggelitik pikiran Manoban. Dia kini menegakkan posisi berdirinya yang masih berada diatas motor. Kakinya yang panjang lantas menurunkan standar motornya, karna Lalisa juga akan turun dari sana.

Jennie memperhatikan gerakan gadis jangkung itu yang saat ini sudah berdiri dihadapannya.

"Aku tidak mengerti ada masalah apa antara anda dengan supervisorku. Sampai anda begitu meremehkannya, padahal beliau adalah kakakmu sendiri. Tapi yang aku dan teman-temanku lakukan hanyalah bekerja sebaik mungkin. Dan dibawah kepemimpinan Jisoo Eonnie, kami bebas memgembangkan apapun yang kami mau. Dia tidak pernah mendikte. Dia selalu percaya kami bisa melakukan yang terbaik untuk tim. Dan menurutku, itulah yang dinamakan team work."

"Cih! Jisoo Eonnie bersikap seperti itu karna dia memang tidak bisa apa-apa. Apa lagi yang bisa dia lakukan selain menyerahkan semuanya pada kalian."

Lisa mengulum senyum sejenak, bersama gerakan tangan yang kini ia selipkan disaku jeans.

"Dan dari kalimatmu barusan, seolah-olah aku sendirilah yang menyebabkan kebobrokan yang terjadi pada timku? Apa begitu maksudmu?"

Deal?Where stories live. Discover now