16

4.2K 597 137
                                    

17.58 KST, Art Musee.

Sore menghilang, berganti dengan senja yang kini datang.

Sepasang kaki indah nan mungil nampak berlari tergesa bersama seraut wajah cemas yang resah.

Jennie Kim, mengumpat berkali-kali tiap kali matanya melirik pada jam tangan kecil yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.

"Semoga LiLi masih menunggu."

Dia bergumam penuh harap.

Jennie bahkan terus menggunakan ponselnya untuk menghubungi Tuan  Chen yang sejak tadi sulit sekali dihubungi.

Hanya nada tunggu yang terdengar disana.

"Ya Tuhan, Tuan Chen kenapa harus menghilang disaat genting seperti ini?"

Mimik wajahnya semakin gelisah sebab tak satupun orang yang bisa membantunya saat ini.

Kaki mungil Jennie kini mulai menaiki tangga pada lobby galeri seni tersebut. 
Dengan setengah berlari, matanya mengedar ke seluruh lantai dasar itu, berharap ia masih menemukan tanda-tanda kehadiran LiLi.

Meski ia sendiri tak pernah tahu bagaimana rupa dari pelukis yang begitu dikaguminya itu.

"Ck!"

Kim Jennie lantas mendengus.
Ia sadar, dirinya benar-benar sangat terlambat sore ini.

Jennie terpaksa menunggu Nayeon untuk membantunya menyiapkan uang sebanyak tiga juta won secara cash, karna LiLi menolak untuk menerima transfer. Termasuk dari pihak Art Musee sendiri.

Maka semua rencana yang sudah ia rangkai untuk pertemuannya dengan LiLi sore ini terpaksa berantakan karna hal tersebut.

"Ottokee..."

Alisnya saling bertaut bersama kening yang mengkerut. Kim Jennie lantas mencoba lagi untuk menghubungi Tuan Chen.

Tut-tut-tut!

Namun semua tetap nihil.
Pria tersebut tak juga menjawab panggilannya.

Jennie kemudian berjalan ke meja receptionist untuk meminta informasi.

"Permisi, selamat sore..." 

"Selamat sore, Nona. Ada yang bisa kami bantu?"

"Aku ingin melakukan transaksi pembelian atas lukisan milik LiLi." 

Jennie menjelaskan, namun mimik wajah milik resepsionis itu malah tampak bingung.

"LiLi? Apakah itu nama pelukisnya?" tanya resepsionis tersebut untuk memastikan.

"Ya, benar. Aku sudah mem-booking lukisannya. Dan kami sudah membuat janji untuk melakukan pembayarannya sore ini."

"Joesonghamnida, Nona. Dengan Nona...?"

"Aku Jennie Kim."

"Baik, Nona Kim. Mohon ditunggu, kami akan mengeceknya sebentar."

"Oke."

Jennie lantas menunggu dengan sabar sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh lobby Art Musee.
Hingga matanya menyipit kala merasa pandangannya menangkap siluet seseorang yang rasanya ia kenal.

Ia seorang wanita dengan rambut panjang, yang terlihat baru saja keluar dari sebuah ruangan.

Jennie terus mengamatinya, karna merasa yakin jika penglihatannya tidak salah. 

"Tzuyu?"

Akhirnya ia berhasil mengenalinya.

Ya, dia adalah Chou Tzuyu. 
Seorang pegawai yang juga bekerja di Rainbow, dengan jabatan sekretaris Jung Haein.

Deal?Where stories live. Discover now