30

4.2K 568 171
                                    

15.12 KST, Rainbow's Office, Busan.

"Ini uangnya, ambil saja sisanya."

"Kamsahamnida, Nona."

Ceklek!

"Kajja, Eonnie. Be careful!"

Jennie baru saja membuka pintu taksi, dan keluar lebih dulu.
Jemarinya lantas meraih tangan Jisoo untuk membantu kakaknya itu bangun agar bisa ikut keluar dari sana.

Jisoo menyambut tangan sang adik lalu beranjak dengan ekspresi meringis.

Ia benar-benar merasa sangat sakit dibawah sana.

"Tupai menyebalkan!" celetuknya kesal dalam gerutuannya.

Jennie tak berkomentar. Meski sejujurnya ia juga ingin sekali mencekik gadis itu karna telah membuat kakaknya menjadi seperti ini.

"Apa aku perlu menghubungi pacarmu, agar dia bisa menggendongmu sampai kamar?" Jennie berinisiatif.

"Pacarku yang mana?" jawab Jisoo tak terduga.

"Haiistt! Jinjja? Memangnya berapa pacar yang kau punya, Eonnie? Cih! Kau sudah menua bisa-bisanya masih banyak tingkah!"

Jisoo langsung bereaksi kesal menanggapi ocehan sang adik. "Jangan memancingku untuk ikut berteriak! Berjalan saja rasanya aku seperti mau mati saking perihnya, Pangsit!"

Kim Jennie melakukan rolling eyes. Namun tetap dalam genggaman tangannya yang menuntun sang kakak untuk berjalan disampingnya. Setelah itu barulah ia lanjutkan kembali kalimatnya.

"Kau akan menghabiskan setengah hari hanya untuk berjalan sampai kamarmu, Eonnie. Itu juga tidak bagus untuk luka yang ada didalam sana. Jadi sebaiknya aku menghubungi Haein untuk menggendongmu."

"Andwae! Panggilkan Chaeyoung saja."

"Yyakk! Dia mana mungkin kuat menggendongmu."

"Sudahlah, panggilkan saja dia, Jendeuk. Katakan aku sudah pulang."

Jennie tak punya pilihan lain selain menuruti perintah kakaknya itu. Meski dengan wajah yang bersungut-sungut, ia tetap merogoh ponselnya bersiap untuk menghubungi Chaeyoung.

Tapi belum sempat ia melakukannya, pandangannya tiba-tiba menatap Lisa yang baru saja keluar hendak menuju motornya.

Sontak Jennie berteriak untuk memanggilnya.

"Poopoo!"

Mendengar panggilan itu, Lisa otomatis menoleh.

Matanya langsung berbinar saat mendapati sang pacar yang baru saja kembali setelah hampir setengah hari pergi.

Langkahnya langsung mendekat menuju dua Kim bersaudara itu.

"Baby..."

Diraihnya tubuh mungil Jennie yang langsung masuk kedalam pelukannya.

Lisa bahkan tanpa canggung memberi kecupan hangat pada puncak kepala kekasihnya itu.

Bergantian, kali ini Jisoo yang memutar matanya sebal melihat pemandangan tersebut.

"Yyakk! Haruskah kalian melakukan itu seolah sudah terpisah setahun??"

Manoban langsung bereaksi tak enak hati. Tapi Jennie tentu saja acuh tanpa rasa peduli.

Dia malah melontarkan celetukan yang membuat Jisoo bersumpah serapah didepannya.

"Kasihan sekali kakakku itu. Dia memiliki dua pacar, tapi lihatlah betapa menyedihkannya dia sekarang, Poopoo..."

Deal?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang