32

3.3K 544 120
                                    

Jennie POV.

"Itu hebat sekali! Sepertinya, pengunjung akan semakin ramai melebihi target."

"Benarkah? Wooahh! Sepertinya kebetulan dariku berhasil lagi."

"Eoh? Ya, terimakasih banyak, Daniel-ssi. Kau mempermudah semua pekerjaanku."

"Aku mulai berpikir untuk menganggapnya hutang budi, Jennie."

Pada akhirnya aku mulai menyadari jika Daniel memang memiliki maksud lain, persis dari apa yang dipikirkan oleh pacarku.

Kali ini aku mengerti dengan sangat, tentang kecemburuan Lisa beberapa saat ini sejak kemunculan Kang Daniel.

Pria ini memang sedikit berlebihan dalam memposisikan aku sebagai kliennya.

Ya. Kami memang klien. Dan aku tidak berpikir lebih dari itu.

Namun rupanya tidak bagi Daniel.

Itu terlihat jelas pada gerakannya kali ini yang kian mendekat bersama tatapannya yang berbinar memandangku.

Aku canggung bukan karna malu.
Aku canggung sebab dia melakukannya selalu disaat aku sulit untuk menolaknya.

Daniel seolah tidak peduli meski aku jelas menunjukkan raut tidak nyaman.
Terbukti dengan jemarinya yang kini mulai melayang seolah ingin menyentuh wajahku.

Itu prediksiku, dan yang satu ini sudah jelas aku akan menghindar.

Daniel tidak boleh berpikir aku menyambut rayuannya.
Karna sudah jelas itu salah.

Dan ketika kupandang gerakan tangannya yang sudah sampai didepan wajahku, tiba-tiba saja kulihat Lisa menariknya dengan gerakan yang begitu cepat.

Aku tersentak, dalam rasa terkejut yang teramat sangat.

Saat akhirnya pacarku menjatuhkannya kebawah, sampai Daniel tak ada kesempatan untuk melawan.

BUGG!!

Didaratkannya pukulan keras dari kepalan tangan Lisa pada wajah Kang Daniel.

Mulutku menganga, dan hanya bisa memandangnya saja tanpa berbuat apa-apa.

BUGG!!

Lisa kian kalap sembari berteriak.

"BAJINGAN! BAGAIMANA BISA KAU BERANI MELAKUKAN ITU DIDEPANKU, HUH?"

BUGG!!

BUGG!!

"DON'T TOUCH MY GIRLFRIEND, ASSHOLE!!!"

BUGG!!

BUGG!!

Ya Tuhan!
Dia benar-benar mengamuk.

Dan diamnya Daniel tanpa perlawanan, semakin membuat Lisa dalam keberingasan.

Sampai akhirnya aku berteriak untuk menghentikannya.

"Lisaaaaa!!!"

Pukulannya kemudian tertahan diudara, seiring dengan reaksi orang-orang yang sama terkejutnya.

"Hentikan!!"

"Ya Tuhan!"

"Idiot, apa yang kau lakukan?"

"Noona!!"

Semua teriakan itu terdengar secara bersamaan, seraya datangnya beberapa security yang mulai menarik pacarku pergi.

Dadaku terasa remuk redam melihat Lisa yang kini terperangah saat ia menyadari jika Daniel sedang digotong bersama seluruh luka lebam akibat perbuatannya.

Deal?Where stories live. Discover now