Mendengar Jukyeong berbicara demikian Jimin terkekeh, lucu pikirnya wanita berbadan dua yang ada di depannya ini Jukyeong pun ikut terkekeh, hingga pada akhirnya mereka berhenti untuk saling tertawa.

"Ngomong-ngomong terima kasih"

Jimin yang sedang mengunya satu suapannya menatap Jukyeong heran terhadap apa yang Jukyeong katakan barusan, lantas karena alasan apa pula Jukyeong berterima kasih padanya?

"Kau sudah membantu Seokjin Oppa selama ini, kau membantunya saat kesusahan, kau juga meringankan pekerjaannya, aku minta maaf juga karena Seokjin yang harus menjalankan perjalanan bisnis jadi kau yang harus mengurus kantor" ucap Jukyeong

Perjalanan bisnis?

Jimin mencelos saat mendengar Jukyeong berkata demikian. Jimin pikir Seokjin terlalu bodoh karena mengikuti apa yang Hyewon mau, dan Seokjin sangat brengsek karena meninggalkan istri sebaik Jukyeong seperti ini. Seokjin bahkan tak ada perlawanan sama sekali, jika saja Jimin yang ada di posisi ini, dia pasti akan berontak dan memilih melawannya dengan cara yang lebih mengerikan.

Jimin terdiam, hanyut dalam lamunannya sampai tak sadar jika Jukyeong sudah memanggilnya sejak tadi "Jimin Oppa" barulah Jimin sadar setelah Jukyeong memanggilnya sedikit Berteriak. Jimin mengerjap beberapak kali, lalu kembali menatap Jukyeong

"Aishh kau mendengarkan tidak?" Gerutu Jukyeong yang merasa tak di perhatikan

"Oh ya! Tentu saja, sudah tugasku menjaganya, Seokjin hyeong sudah ku anggap seperti saudara kandungku sendiri, beruntunglah aku bertemu dengannya, dia begitu berharga untukku, bahkan dia yang merubahku menjadi seperti sekarang, aku sungguh menyayanginya" tutur Jimin.

Jukyeong kembali tersenyum, begitu bersyukur dengan apa yang Jimin ucapkan, Jukyeong pun beruntung karena dikelilingi orang-orang yang begitu menyayangi dan menjaganya.

Your Eyes Tell...

Sudah pukul sepuluh malam, bukannya pergi istirahat Seokjin malah harus terpaksa keluar menemani Hyewon yang tiba-tiba meminta makan malam di luar. Hell! Ingin saja Seokjin Jambak rambutnya itu.

"Aishh dia tidak lihat waktu apa? Padahal aku lelah" sungut Seokjin berjalan menuju salah satu unit apartemen milik Hyewon.

Dengan langkah gontai terbilang terpaksa, Seokjin terus berjalan di lorong dan membuka pintu setelah menemukan unit apartemen Hyewon. Hyewon sedikit terkejut pasalnya Seokjin membuka pintu begitu kasar, sementara Seokjin melongo karena melihat Hyewon yang hanya menggunakan kaso oblong.

"Kau masih belum siap-siap?" Sungut Seokjin dengan wajah kekesalannya

"Ah maaf Seokjin, tapi udaranya sungguh dingin di luar, jadi aku memutuskan untuk menonton film saja di sini"

Dengan entengnya Hyewon berbicara seperti itu!
Bahkan saat menelepon dia terus meracau meminta Seokjin agar buru-buru bersiap, tapi apa sekarang.

Dengan langkah pasti, Seokjin memutar badan berniat meninggalkan Hyewon, namun suara Hyewon berhasil menghentikan langkahnya.

"Akh!"

Prang!

Seokjin menoleh, dirinya cukup terkejut saat melihat Hyewon yang sudah terduduk lemas dengan gelas yang berserakan di lantai. Dengan segera Seokjin memungut tubuh Hyewon dan mendudukkannya di sofa.

"Maaf kepalaku sungguh pusing" ucap Hyewon sambil memegang pelipis dan meringis

"Kau sakit?" Seokjin menempelkan telapak tangannya pada dahi Hyewon "badanmu sedikit panas" ujarnya

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang