Sebenarnya sejak hari kemarin, Jungkook sama sekali tak bergairah dalam melakukan hal apapun, pikirannya terus dihantui Jukyeong, rasa khawatir dan pikiran-pikiran negatif menyeruak memenuhi nya, menelepon berkali-kali yang berujung dengan tidak diangkat. Membuatnya semakin dibuat tak bisa tenang kendati hatinya yang masih belum bisa mengubur rasa cintanya pada Jukyeong.

"Terjadi sesuatu?"

Jungkook langsung menoleh pada arah suara yang berasal dari sesosok pria putih pucat yang tengah berdiri di ambang pintu, dengan ekspresi datar, dirinya menghampiri Jungkook dengan kedua tangan yang dia masukkan ke dalam saku celana

"Kapan kau datang Hyung?" Tanya Jungkook saat orang itu berhasil duduk bergabung bersamanya "kenapa tidak memberi tahuku kalau kau akan datang?" Tutur Jungkook lagi.

Orang yang dipanggil Hyung masih tetap diam dengan ekspresi yang sama, netranya bersitubruk dengan Jungkook melihat kehampaan yang tak dapat Jungkook sembunyikan, jangan salah! Orang itu sangat pintar membaca pikiran orang lain sehingga dengan mudah dapat menebaknya
"Kau terluka" ucapnya tiba-tiba membuat Jungkook mengernyit lalu memperhatikan satu persatu sudut tubuhnya

"Tapi tidak ada luka hyung"

"Hatimu!" Tukasnya dan berhasil membuat Jungkook terdiam "hatimu terluka benar? Kau tak baik-baik saja" sontak Jungkook langsung menunduk, tangannya bergerak acak menghadapi kegugupan dalam situasi seperti ini. Apakah begitu kentara? Sehingga membuat hyungnya ini dengan cepat menebak apa yang tengah Jungkook rasakan.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, tapi tidak baik terlalu menyimpan rasa sakit terlalu lama, kau harus membuangnya dan memperbaiki rasa sakitnya, meskipun tak akan utuh seperti dulu itu lebih baik dibanding terus membiarkannya menjadi semakin besar" tutur Hyung tersebut sambil menepuk bahu Jungkook "dan tidak baik jika menyimpan masalah sendiri, ada aku yang bisa mendengarkan dan barangkali membantumu mengatasi masalahnya" lanjutnya

Sementara Jungkook masih diam menanggapi, apakah Jungkook harus menceritakan betapa sakit hatinya ditinggal seseorang yang dicintainya yang menikah dengan orang lain?

Jungkook pasti akan menceritakan apapun pada hyungnya satu ini jika ada masalah, namun untuk hal yang satu ini Jungkook rasa tidak. Karena apa, karena Jungkook tahu jika hyungnya ini hanya akan menertawakannya. Pernah Jungkook menceritakan tentang Jukyeong, dia menceritakan semua pada hyungnya bagaimana Jungkook sangat tertarik dengan Jukyeong. Namun akhirnya hyungnya itu hanya menertawakannya dan berkata 'ey aku tak menyangka kau juga bisa menyukai seorang perempuan' ucap hyungnya dan membuat Jungkook sedikit tak enak dan pada akhirnya tak pernah bercerita apa-apa lagi tentang Jukyeong padanya.

Tapi itu dulu saat Jungkook masih berada di semester pertama perkuliahan, tapi jika diceritakan sekarang apakah hal sama akan terjadi? Jungkook hanya takut jika itu membuatnya semakin teriris hati.

"Yak! Kau dengar tidak" Jungkook langsung menoleh pada hyungnya saat dia menepuk Jungkook begitu keras "aish apakah melamun sudah menjadi kebiasaan mu sekarang eoh?" Protes hyungnya

"Tentu aku mendengarnya hyung, hanya saja aku berpikir kenapa kau sangat jago sekali membaca pikiranku, aku juga ingin seperti itu"

Hyung itupun berdecih sambil tertawa "tapi untuk apa?"

"Agar bisa seperti mu" tutur Jungkook dengan cengirnya

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Where stories live. Discover now