"Syukurlah kau datang, ada yang harus kita bicarakan mengenai kondisi istrimu" Seokjin hanya mengangguk pelan sebagai respon "membicarakan di sini tidak terlalu etnis, kita bicarakan di ruangan ku saja" ujar Namjoon dan lagi-lagi Seokjin hanya mengangguk.

Mereka berdua akhirnya mulai melangkahkan kaki dari sana, sementara Seokjin melihat Jukyeong sekilas sebelum mereka benar-benar pergi.

Ceklek

Keduanya dialihkan oleh suara decit pintu, dan itu Jimin yang datang, saat pertama kali datang ke ruangan itu merasa terkejut bukan main, di sisi lain terkejut melihat keadaan Jukyeong dan yang lain membuatnya terkejut adalah saat melihat Namjoon yang juga sama terkejutnya.

"Wah, Hyung? Itukah kau?" Tukas Jimin penuh kepukauan

"Jimin-a lama tak bertemu" gubris Namjoon dengan senyuman khas yang menampilkan dimplenya. Mereka berdua berpelukan dan saling menepuk bahu pelan.

Sementara Seokjin tak menggubris apapun semenjak Jimin datang dan beralih ke obrolannya dengan Namjoon "kheem, bisakah kita pergi sekarang? Aku ingin tahu keadaan istriku secepatnya" ucap Seokjin memecah keadaan.

Namjoon melepas pelukannya bersama Jimin dan menepuk kedua pundak lelaki yang lebih pendek darinya itu lalu pergi bersama dengan Seokjin.

"Aku titipkan Jukyeong dulu padamu" ujar Seokjin sebelum menyusul Namjoon

Jimin tersenyum "baik Hyung"

Sepeninggalan Seokjin dan Namjoon, Jimin masih bergeming di tempat, dia masih tidak menyangka bisa bertemu dengan Namjoon seniornya di universitas dulu. Namjoon itu terkenal dengan kepribadiannya yang lembut dan berjiwa pemimpin, dia bahkan dikagumi banyak dosen karena tingkat kecerdasan yang mumpuni. Maka tak ayal jika Namjoon bisa menyelesaikan kuliahnya hanya dengan menempuh 2 tahun lamanya.

Selesai dengan pemikirannya terhadap Namjoon, Jimin kini beralih menatap Jukyeong yang masih terlelap, Jimin mendekat dan duduk di kursi yang tersedia, dirinya menghembus nafas kasar melihat keadaan Jukyeong yang sungguh lemah "apa yang terjadi denganmu Ju?" Tuturnya

Pikirannya tiba-tiba teringat tentang Hyewon yang mengancam kala itu, Jimin langsung menepis jauh-jauh pikiran itu "kuharap dia tidak bertindak macam-macam padamu Ju" ucapnya. Jujur saja yang Jimin pikirkan saat melihat Jukyeong seperti ini adalah 'Hyewon'. Dia merujuk jika ini adalah perbuatannya, membuatnya takut jika kedepannya Hyewon akan berbuat hal-hal yang tak terduga pada Jukyeong.

Your Eyes Tell...

"Hyung tidak perlu khawatir, kondisi istrimu baik-baik saja" Namjoon memulai pembicaraan saat mereka sudah berada di ruangan khususnya "untung saja pegawai supermarket dengan cepat membawanya, sehingga membuat penularan racun di tubuhnya bisa kami hambat" jelas Namjoon

Seokjin sedikit mengernyit "racun?" Tanyanya penuh selidik dan Namjoon hanya mengangguk. Seokjin tak mengerti kenapa bisa racun masuk ke tubuh Jukyeong?

"Apa istriku meminum racun?" Tanyanya sekali lagi

"Tidak, tapi aku rasa pisau yang menyayat tangannya dibaluri racun yang cukup berbahaya sehingga membuat istrimu tak sadarkan diri setelah beberapa detik menerima sayatan tersebut"

Tunggu!
Pisau? Racun? Oh sungguh itu membuat Seokjin harus berpikir cukup keras mengenai sayatan, racun dan juga pisau. Lalu Seokjin bertanya-tanya sayatan seperti apa yang Jukyeong terima sehingga bisa membuat racun itu bekerja cepat menyerang tubuhnya.

Melihat Seokjin yang tak bergeming dan tengah melamun, Namjoon berdehem memecah lamunan Seokjin, membuat Seokjin mengerjap dan kembali ke kesadaran awal "jangan terlalu keras berfikir Hyung" ujar Namjoon

"Zaman sekarang banyak sekali orang-orang arogan yang tak suka jika melihat orang lain bahagia sementara dirinya menganggap sebagai orang yang begitu terpuruk, dan dengan perasaan itu mereka akan mencoba melakukan segala cara supaya kebahagiaan itu sirna" tutur Namjoon panjang

Seokjin mengangguk "kau benar"

"Aku sungguh tidak mengerti kenapa mereka harus melakukan kejahatan seperti itu? Kebahagiaan seseorang itu berbeda-beda, dan hanya akan dirasakan oleh diri sendiri, namun mereka tak mengerti dengan itu, mereka pikir dengan merenggut kebahagiaan orang lain mereka akan lekas bahagia juga, padahal itu salah besar, mereka hanya menggali lubang kesengsaraannya sendiri"

Namjoon bersidekap dada, dan menyenderkan punggungnya ke kursi "kau harus lebih berhati-hati Hyung, kau tidak tahu kapan bahaya akan menghampiri, dan kau harus lebih waspada bahkan pada orang terdekat mu sekalipun, kita tidak tahu apa isi hatinya kan?" Seokjin masih mendengarkan lalu menghembuskan nafasnya panjang.

Seokjin tahu jika Hyewon lah dalang di balik ini semua, dia juga tahu jika orang jahatnya adalah Hyewon dengan begitu dia akan terus berhati-hati dan lebih menjaga Jukyeong super ketat. Namun, Namjoon benar kita tidak tahu, bahaya akan datang kapan saja, Seokjin juga tidak tahu bagaimana isi hati orang lain terhadapnya, karena bisa jadi di antara mereka ada yang memakai topeng lucunya namun begitu mengerikan saat topeng itu dibuka!

Hello guys!

Udah liat postingan Jin oppa belum?

Huhu kaget banget aku waktu liat postingannya, ketar ketir waktu liat dia post tanpa pake baju,, serasa gimana gituh!! Pengen bawa pulang rasanya,:(

Miss Kim Seokjin yang super hot!:)

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang