"Kadang sibuk kadang tidak, entahlah ayah juga bingung hehe" bukan, bukan itu jawaban yang Jukyeong mau, tapi ya sudahlah lagipula Jukyeong hanya iseng saja bertanya

"Jukyeong-a?" Panggil sang ayah

"Iya ayah"

"Ayah ingin bertanya sesuatu padamu"

"Katakan saja"

Your Eyes Tell...

Seokjin menghela nafas kasar, hari libur ataupun cuti sama saja menurutnya, setiap harinya dia pasti akan mendengar kabar seputar kantornya, orang-orang yang meminta revisi, berkas-berkas yang belum di tanda tangani, para pemegang saham yang meminta bantuan, sungguh memuakkan, namun dibalik itu semua Seokjin tak lengah untuk bersyukur setiap harinya, berkat  usahanya mati-matian sekarang hasilnya sudah bisa dia rasakan, bahkan itu lebih dari perkiraannya.

Diam di kursi gantung sejenak membuat Seokjin teringat saat pertama kali dirinya datang untuk bertemu calon istrinya, dan mengajak Jukyeong mengobrol di sini, jika dipikir-pikir saat itu mereka masih canggung dan tak banyak mengobrol, dan saat matanya melihat sepucuk bunga yang masih kuncup, Seokjin tersenyum, pikirannya tak bisa berhenti memutar kembali memori saat itu.

Puk

Seokjin terperanjat kaget saat tiba-tiba dari belakang seseorang menepuk bahunya, saat berbalik dirinya terkejut melihat presensi tuan Bae sedang tersenyum ke arahnya, dengan cepat Seokjin berdiri dan menuntut tuan Bae untuk duduk, namun saat Seokjin akan menuntun, tuan Bae menghentikannya

"Ayah bisa sendiri nak" ucap tuan Bae, Seokjin sedikit terkesiap, dirinya kaget karena melihat ayah mertuanya itu datang tanpa memakai kursi roda "tidak usah khawatir, ayah sudah membaik"

Ada perasaan lega saat tuan Bae mengatakan itu, Seokjin tersenyum kikuk saat tuan Bae kali ini sudah berada di sampingnya, canggung? Tentu saja, ini pertama kalinya Seokjin duduk berdua bersama sang ayah mertua.

"Aku sangat senang ayah membaik" ucap Seokjin tersenyum

"Bagaimana kabarmu? Juya bilang kau sangat sibuk akhir-akhir ini"

Seokjin mengangguk sebagai jawaban, masih terlalu canggung untuk bisa terbuka bersama tuan Bae.

"Ayah harap kau tidak lupa dengan kesehatan mu juga" tutur tuan Bae. Keberuntungan untuk Seokjin bisa mendapatkan keluarga seperti keluarga Bae ini, keadaan tenang dan nyaman akan dirasakan siapapun saat memasuki istana Bae tersebut, karena orang-orang yang berada di sana sangatlah baik dan juga ramah pada orang lain. Pantas saja tuan Kim ayahnya sangat membangga-banggakan sahabatnya yang satu ini.

"Tentu ayah"

Your Eyes Tell...

Keadaan ruangan Seokjin kini sudah bising dengan acara adu mulut antara Hyewon dan Jimin

"Hey nona keras kepala, apa kau lupa jika Hyung sekarang sudah beristri huh?!"

Hyewon mendengus kasar "lalu apa yang akan kau lakukan Park? Kau tidak bisa menghalangiku mengerti!"

Jimin berdecih, memutar bola mata lalu tertawa remeh, sungguh gila bukan? Sudah dibilang Hyewon itu penuh dengan ambisi, apapun yang dia mau, maka dia akan mendapatkannya bagaimana pun caranya

"Dengar nona keras kepala, jika kau ingin tahu, Seokjin Hyung tidak pernah mencintaimu"

"Tapi dia memintaku untuk menjadi kekasihnya Park, apa kau lupa?"

"Itu Seokjin Hyung lakukan karena dia hanya ingin menghilangkan bayang-bayang Jukyeong, karena Seokjin Hyung pikir dengan menjadikanmu kekasihnya, Jukyeong bisa benar-benar lenyap dari pikirannya"

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang