"Sepertinya kalian sangat sibuk ya, aku akan pergi"

"Tunggu dulu" belum sempat Jukyeong berbalik Seokjin sudah menahan tangannya. "Ada apa oppa?"

"Kau mau kemana?"

"Aku tidak tahu isi dalam rumah ini keseluruhan jadi aku akan berkeliling, kenapa?"

Seokjin mengangguk dan melepaskan tangan Jukyeong perlahan "tidak hanya bertanya saja, pergilah"

"Katakan padaku jika butuh sesuatu, dan Jimin oppa jangan segan jika butuh bantuan oke" ucapnya dan berlalu pergi.

Sepeninggalan Jukyeong keduanya masih sibuk berkutat dengan berkas-berkas penting, tak ada obrolan di sana hanya suara ketikan komputer dan lembaran-lembaran kertas yang dipilah-pilah.

"Ya ampun kenap akhir-akhir ini sibuk sekali" itu Jimin, badannya sangat pegal dan ingin rasanya berbaring "hey Hyung apa kau tidak lelah?" Tanyanya, yang di tanya hanya membalasnya dengan deheman, sementara dirinya masih fokus pada komputernya

"Kalau begitu minta Jukyeong membuat teh itu akan membuat tubuhku sedikit lebih baik, oh rasanya semua tulang-tulang dalam tubuhku akan runtuh sekarang"

"Biar aku saja, tunggulah"

"Oke Hyung"

Your Eyes Tell...

Kini tungkainya sudah dia tapakan di sebuah kamar bernuansa putih, matanya mulai melihat satu persatu benda yang tertera di sana, dan jangan lupakan foto pernikahan nya bersama Seokjin ikut terpajang di atas tempat tidur mereka.

Merasa lelah Jukyeong pun akhirnya memilih untuk berbaring dan mengambil selca, hanya untuk simpanan saja bukan untuk di posting, karena Jukyeong tipe yang tidak terlalu aktif di media sosial.

Jukyeong masih tidak habis pikir dengan Seokjin, dirinya benar-benar mempersiapkan semuanya dengan baik, lihat saja di kamarnya terdapat pajangan-pajangan foto dirinya yang tengah sendiri, sepertinya Seokjin mengambil foto ini sembunyi-sembunyi atau mungkin memintanya pada ibunya, entahlah tak mau memikirkan itu semua tapi itu sangatlah Sweet.

Sesayang itukah Seokjin padanya? Tapi Jukyeong? Entahlah perasaannya masih belum menentu, dia sendiri tidak tahu. Tidak semudah itu untuk Jukyeong membalasnya, dia butuh waktu.

"Maaf karena belum bisa membalas perasaan mu" ucapnya. Dan detik selanjutnya Jukyeong memilih untuk membuka aplikasi menonton dan mulai memilih drama yang akan dia saksikan sekarang.

Your Eyes Tell...

Malam yang begitu dingin, tak membuat seorang gadis berusia 25 tahun itu surut akan ambisinya untuk menemui seseorang. Tubuhnya begitu indah, matanya sedikit sipit dan hidung kecil beserta bibir tebalnya bergincu turut menghiasi wajah cantiknya itu.

Entah sudah berapa lama dia menunggu dan menekan tombol apartemen beberapa kali, namun tak ada jawaban dari dalam sana, sebenarnya gadis itu sudah dihadang oleh petugas untuk tidak datang ke apartemen yang dimaksud, namun si gadis bersikukuh ingin menemui seseorang yang sudah sebulan ini tak ia temui.

Merasa jengah beserta rasa pegal yang menjalar dikakinya, dirinya mendengus kesal, bibirnya mengerucut, kobaran kemarahan dalam hati sudah tak bisa dibendung lagi dengan begitupun dia lampiaskan dengan menendang pintu apartemen tersebut.

Sementara dirinya terus menendang pintu, tak jauh dari tempatnya seseorang tengah memerhatikan tingkah gadis tersebut, tanpa gadis itu ketahui, orang itu mengernyit memerhatikannya, seorang gadis malam-malam begini di luar? Lihat tingkahnya yang menendang pintu, begitu konyol.

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Where stories live. Discover now